Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tematis Audio

Membandingkan "Head Unit" Bekas Berkualitas

Kompas.com - 29/12/2013, 09:45 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta,KompasOtomotif – Dana terbatas tapi ingin ganti headunit agar sarana hiburan makin mantap. Hal tersebut sering dijadikan alasan pemilik mobil malas ganti pengolah sinyal pemanja telinga tersebut. Sebenarnya masih ada alternatif yang bisa disesuaikan dengan isi dompet, yaitu barang “seken”. Pilihannya pun beragam sama seperti produk baru, mulai dari produk asal Jepang, Amerika, Taiwan, hingga China.

 “Saya tidak mau sebut merek apa saja, tapi rata-rata harga headunit bekas setengah harga baru,” ujar Budi, salah satu instalatur toko audio Bulan Bintang, kepada KompasOtomotif.  

Soal kualitas, pria yang lebih dikenal dengan panggilan Aconk ini menjelaskan, nama sohor beberapa produk Jepang dan Amerika didapat karena memang terbukti bermutu dan awet pemakaian, jadi masih tergolong aman bila digunakan. Lain hal dengan buatan China atau Taiwan yang banyak menurunkan kualitas material komponen agar irit ongkos produksi. Akibatnya daya tahan pun ikut berkurang.  

 “Harga barang China memang murah tapi umurnya hanya sekitar 1-2 tahun dari baru, lebih baik tambahkan uang tabungan sedikit tapi bisa dapat yang lebih baik,” timpal Aconk.

Ringkas
Pemilik yang ingin ringkas disarankan membeli headunit bekas model mobil yang sama atau masih satu pabrikan. Bila beda merek, ada kemungkinan frame, bracket, kabel, dan soket, tidak sesuai, otomatis perlu diakali.

Ada beberapa hal yang perlu dicermati, seperti cacat fisik, termasuk cat, tampilan layar, fungsi tombol, soket, dan kelengkapan kabel-kabel. Selanjutnya tes optik. “Sebenarnya cuma perlu satu kali uji, misalnya sudah ada fitur pemutar DVD, kita tes itu saja, kalau tidak ada gangguan maka format CD juga aman,” jelas Aconk.

Membeli headunit bekas tidak hanya di toko audio namun bisa juga perorangan, tapi perlu waspada.  “Kalau beli perorangan biasanya headunit sudah dicopot, hindari barang yang tidak bisa dites ditempat,” tandas Aconk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com