Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Masih Banyak Pengemudi Mobil yang Tidak Paham Etika di Jalan

JAKARTA, KOMPAS.com - Beragam orang mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya. Entah itu yang mahir atau yang baru belajar, ditambah lagi dengan karakter pengemudi yang berbeda-beda.

Gesekan antar pengendara juga kerap terjadi, bisa disebabkan karena minimnya etika saat berkendara. Pengemudi yang bersikap arogan hingga mengganggu pengemudi lain, cekcok verbal dengan mencaci maki, sampai adu jotos atau berkelahi.

Seperti video yang viral di media sosial, diunggah oleh akun TikTok bernama Anneliese, pada Minggu (8/10/2023). Dalam rekaman tersebut, terlihat pengemudi mobil SUV yang berkendara secara agresif di jalan raya hingga mengganggu pengguna jalan lain.

Pemilik akun TikTok berinisial RP menceritakan kronologi kepada Kompas.com. Kejadian bermula saat dirinya sedang berkendara di Tol Dalam Kota, kemudian pengemudi mobil Mitsubishi Pajero tersebut memotong jalan secara agresif hingga membuat RP kaget dan melakukan pengereman secara mendadak.

“Awal mulanya, kami di lajur kanan dengan kecepatan 80-100 Km per jam. Serong kiri depan kami ada mobil box, nah mobil Pajero ini tiba-tiba moncong (kap mesin) mengarah ke lajur kami, dan menyalakan lampu dim, hingga kami kaget dan ngerem mendadak,” ucap RP, kepada Kompas.com, Senin (9/10/2023).

“Posisinya kami berjarak 1 mobil di belakang Pajero, niatnya kami mau ngedim balik, tetapi mobil depan kita sudah dim (Pajero) berkali-kali. Jadi, kami berasumsi mobil depan kami juga terganggu,” kata RP.

Sampai akhirnya mobil Pajero tersebut memperlambat kecepatan dan menepi di lajur kiri. RP berasumsi, Pajero tersebut hendak keluar tol. Namun ternyata, Pajero tersebut sengaja memperlambat laju dan membiarkan mobil RP melintas terlebih dahulu, hingga kemudian kembali menyalakan lampu dim berkali-kali.

“Akhirnya Pajero minggir di bahu jalan dan melakukan aksinya (menyalakan lampu dim berkali-kali), diakhiri dengan menyalip kami dengan kecepatan kencang,” ucap RP.

RP melanjutkan, saat videonya viral, pemilik Pajero itu langsung mengirimkan dirinya pesan dan meminta untuk takedown video tersebut dari akun TikToknya. Sopir Pajero itu mengaku sedang buru-buru karena ingin menjenguk orang tuanya di rumah sakit.

Namun, RP tidak mengindahkan permintaan pemilik Pajero itu, dan tidak menghapus video yang sudah di posting di akun media sosialnya.

Kejadian seperti ini mungkin sering terjadi sehari-hari tanpa disadari. Banyak pengguna jalan yang tidak memahami bahwa jalan raya adalah tempat yang paling banyak menyebabkan konflik.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, lampu dim atau lampu jauh itu sesungguhnya hanya dinyalakan saat visibilitas rendah.

“Kalau ada orang lain di depannya wajib dikecilkan, itulah namanya beretika,” ucap Sony.

Sony melanjutkan, mengemudi dengan kecepatan tinggi pasti menyebabkan adrenalin meningkat dan melibatkan emosi, kondisi emosi ini yang membuat ego seseorang tinggi hingga gampang tersulut ketika di jalan raya.

“Masalah yang dibawa oleh pengemudi adalah awal dari bahaya kecelakaan, banyak pengemudi tidak sadar dan diimplementasikan ke dalam gaya berkendara yang agresif bahkan terlihat arogan. Orang lain yang merasa terganggu atau haknya diambil pasti tersinggung sampai dengan marah, yang terjadi adalah konflik. Ini yang harus dihindari,” kata Sony.

Menurut Sony, seseorang yang tidak mampu mengontrol emosi, sebaiknya menggunakan angkutan umum ketimbang mengendarai mobil pribadi.

“Saat tidak mampu mengontrol diri sebaiknya naik angkutan umum supaya kita lebih tenang dan mampu menahan diri,” kata Sony.

Sementara itu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, penggunaan lampu dim atau high beam memang tidak ada aturan tertulis di peraturan hukum lalu lintas, tapi dikatakan masuk ranah etika.

Menurutnya, lampu tembak dapat digunakan sementara. Nantinya dapat langsung dimatikan bila ada kendaraan lain dari arah berlawanan.

“High beam kan kode untuk isyarat, biasanya untuk meminta jalur bila akan mendahului. Warning atau peringatan juga, untuk kendaraan dari arah berlawanan, bila di jalur Nasional atau Provinsi yang ada 2 lajur,” kata Jusri.

Saat menyalip, lampu dim dapat digunakan sebagai kode. Namun, langsung dimatikan begitu kendaraan di depan bergeser untuk memberikan jalur.

Jusri menilai, lampu tembak sebaiknya digunakan untuk membantu pandangan yang terbatas terutama di jalan yang minim lampu penerangan.

“Itu kan silau, mengganggu pandangan para pengemudi lainnya. Apalagi dari arah berlawanan, sampai seperti buta sesaat. Lampu dim makanya cuma digunakan untuk peringatan saja. Fungi lainnya dapat membantu visibilitas di jalan yang gelap gulita. Enggak ada lampu penerangan," kata Jusri.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/10/062200615/masih-banyak-pengemudi-mobil-yang-tidak-paham-etika-di-jalan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke