JAKARTA,KOMPAS.com - Berkendara sepeda motor matik atau skutik di medan jalan ekstrem membutuhkan kemampuan yang khusus.
Namun demikian, kondisi komponen-komponen terutama pengereman juga menentukan, yaitu dari risiko rem blong.
Pada dasarnya, jeda pengereman yang berkurang karena kontur jalanan menurun panjang mengakibatkan suhu panas rem berlebihan.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, dari atas bukit sampai ke bawah tak dianjurkan menekan rem terlalu lama.
"Rem secukupnya, perlahan biarkan kecepatan motor terkontrol sendirinya. Bila ada keanehan seperti bau terbakar, atau keluar asap, berhenti saja," kata Sony.
Walaupun terkenal tidak mempunyai engine brake, tetapi kata Sony, pengereman yang benar sudah sangat cukup.
Skutik dapat berhenti atau mengurangi kecepatan dengan menggunakan dorongan tenaga. Caranya adalah memutar tuas gas sembari di imbangi menyeimbangkan putaran mesin.
"Mainkan gas untuk menjadi semacam engine brake manual. Putar gas sesuai kebutuhan. Hambatan muncul sendirinya dari hentakan-hentakan mesin," katanya.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving and Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan hal yang sama. Menurut dia, jeda waktu pengereman 3-6 detik mengurangi tekanan suhu panas permukaan rem.
Teknik tersebut menyelamatkan pengendara dari ancaman bahaya. Jusri pun mengingatkan, kontrol pengendalian kendaraan juga mencakup batas kecepatan.
Nantinya, dalam kondisi darurat manuver menghindar tidak terlalu sulit karena kecepatan masih terkendali.
"Biar rem enggak sampai overheat. Ditekan tapi terjeda, tekniknya rem, buka, rem, dan seterusnya," kata Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/18/100200215/pakai-teknik-ini-untuk-hindari-rem-skutik-blong-di-turunan-