Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Teknologi Sudah Modern, tapi Kenapa Masih Ada Mesin yang Ngelitik?

JAKARTA, KOMPAS.com - Ngelitik masih saja menjadi penyakit umum mobil mesin bensin. Jika teknologi otomotif selalu berbenah seharusnya sudah ditemukan teknologi baru untuk mencegah mesin penyakit ini.

Di dalam sistem mesin modern, sebenarnya ada sistem pengoreksian timing pengapian dari hasil pembakaran. Pengoreksian ini hasil dari kerjasama antara throttle position sensor, mass air flow sensor dan oksigen sensor. Sehingga, ngelitik dapat dikurangi.

Biasanya mobil akan mengalami ngelitik ketika kondisi ruang bakar sudah kotor, maka dari itu banyak bengkel menyarankan melakukan tune up atau gurah mesin bila sudah muncul gejala ngelitik. Tujuannya tentu saja agar kotoran di dalam ruang bakar hilang, dan mesin bisa bekerja normal kembali.

Tapi kenapa harus melakukan tune up, apakah tidak cukup teknologi mesin modern menangani mesin ngelitik?

Foreman Nissan Bintaro Ibrohim, mengatakan ketika mesin mengalami ngelitik itu sebenarnya sudah terdeteksi dan mengalami koreksi dari sistem namun karena sumber masalah ngelitiknya itu belum hilang, jadi masalah itu tetap saja masih ada.

“Sistemnya ada, sudah bekerja sesuai kemampuannya, tapi karena ngelitik itu tidak timbul selalu, maka sensor-sensor yang bertugas mengoreksi timing pengapian hanya bekerja saat ada ngelitik, setelah terbaca, dikoreksi sampai ngelitiknya hilang maka timing pengapian dikembalikan normal lagi,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Kamis (14/7/2022).

Dia mengatakan jika sumber ngelitiknya itu masih ada, ketika beban kendaraan bertambah atau saat akselerasi, biasanya ngelitik akan timbul lagi sesaat dan dikoreksi kembali. Maka dari itu, biasanya ngelitik selalu identik dengan tarikan berat dan konsumsi bahan bakar boros.

“Di Nissan sistem ini dinamakan Electronic Concentrated engine Control System (ECCS) suatu sistem yang mengendalikan performa mesin secara elektronik, sehingga timing pengapian itu bisa berubah-ubah sesuai kondisi mesin,” ucap Ibrohim.

Ibrohim mengatakan walau sistemnya sudah canggih, tetap saja performa mesin sangat dipengaruhi dari kondisi mesin; rajin dirawat atau tidak, mengkonsumsi bahan bakar yang sesuai spesifikasi mesin atau tidak dan lain sebagainya.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/07/15/181200515/teknologi-sudah-modern-tapi-kenapa-masih-ada-mesin-yang-ngelitik-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke