JAKARTA, KOMPAS.com – Teknologi canggih kini sudah tersempat pada berbagai kendaraan yang dipasarkan ke Indonesia. Misalnya seperti rem ABS, airbag di kabin, adaptive cruise control, dan lain sebagainya.
Namun sayangnya, ada saja pengemudi yang terlalu percaya diri dengan teknologi yang disematkan pada mobil. Kondisi ini membuat para pengemudi jadi tidak hati-hati, jadi ugal-ugalan karena merasa mobilnya canggih dan aman.
Padahal, teknologi itu diciptakan untuk membantu aktivitas manusia, bukan pasrah sepenuhnya. Jadi, mobil yang canggih juga kalau mengalami kecelakaan yang parah, baik sudah memiliki ABS, Panic Brake Assist, atau airbag 12 titik misalnya, tetap bisa fatal akibatnya.
Jadi secanggih apapun kendaraan, pengemudi jangan justru lalai, tetap harus berhati-hati saat mengoperasikannya.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, pengemudi kadang kurang mendapatkan informasi mengenai teknologi yang hadir di kendaraannya. Jadi mereka malah merasa dimudahkan.
“Banyak yang berpikir dimudahkan karena fitur tersebut, jadi malah mengabaikan standar keselamatan. Padahal fitur yang disematkan tadi sifatnya hanya membantu,” ucap Sony kepada Kompas.com Senin (4/10/2021).
Sony menyarankan pemilik mobil untuk benar-benar tahu apa fungsi dari fitur yang ada di mobilnya. Mengingat ada operasional yang berbeda dan harus dipelajari, sehingga bisa membantu mengantisipasi kecelakaan.
“Misalnya ada yang merasa mobilnya punya fitur autopilot, padahal cuma semi. Selain itu juga punya rem ABS malah dianggap sebagai brake assist,” kata Sony.
Selain itu, hadirnya airbag di kendaraan bukan berarti pasti selamat saat terlibat kecelakaan. Fitur airbag bisa dikatakan membantu mengurangi cedera yang dialami pengemudi saat kecelakaan.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/10/05/112200315/teknologi-canggih-di-mobil-jangan-justru-buat-pengemudi-lalai