JAKARTA, KOMPAS.com - Dampak pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia menghantam sektor transportasi umum, Ribuan pekerja di sektor transportasi darat khususnya bus antarkota antara provinsi (AKAP) dan bus pariwisata sudah kena pemutusan hubungan kerja alias PHK.
Menurut Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno, PHK sudah mulai dilakukan perusahaan bus AKAP serta bus pariwisata sejak wabah asal Wuhan, China, tersebut diumumkan menyerang Tanah Air.
"Jumlah pengemudi dan asisten pengemudi bus pariwisata sebanyak 2.428 orang. Sedangkan tenaga kerja sebagai pengemudi, kapten dan asisten kapten bus AKAP 3.900 orang. Keseluruhan ada 6.328 tenaga kerja transpartasi umum, baik AKAP dan bus Pariwisata yang di PHK," ucap Djoko dalam keterangannya kepada Kompas.com, Senin (27/4/2020).
Menurut Djoko, PHK dilakukan pengusaha lantaran bisnis jasa angkutan yang setiap harinya makin menurun signifikan. Seperti diketahui, pemerintah menggulirkan beberapa kebijakan sebagai upaya untuk menekan penyebaran Covid-19.
Salah satu dari aturan tersebut memang berimbas langsung pada sektor transportasi umum. Seperti pembatasan 50 persen jumlah penumpang, pembatasan jam operasional, penghentian beberapa trayek, sampai adanya larangan mudik Lebaran yang membuat pengusaha bus AKAP terpaksa mengandakan unit-untinya.
Djoko menyampaikan berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini ada 346 perusahnaan bus AKAP yang terdaftar, 56 angkutan travel atau antar jemput antar provinsi (AJAP), dan 1.112 perusahaan bus pariwisata.
Pada masa pandemi dari Februari hingga Maret, untuk angkutan jalan sendiri mengalami penurunan drastis. Berdasarkan data di terminal penumpang bus seluruh Indonesia, penurunan keberangkatan sebesar 17,24 persen dan kedatangan 22.04 persen.\
Jumlah tersebut terus terjun usai diumumkannya kasus Covid-19 pertama pada Maret 2020. Bila dibandingkan Februari jumlah penyusutannya mencapai 18,35 persen atau 246.785 unit.
"Sedangkan untuk jumlah penumpang juga turun di Maret bila dibandingkan dengan Februari, yakni sebesar 1.885.943 orang atau mencapai 19.57 persen," ujar Djoko.
Dampak dari sektor transportasi yang terhenti, menurut Djoko juga menimbulkan efek domino ke sektor lain. Contoh pada bus AKAP, memberikan imbas pada sejumlah rumah makan yang juga tutup akibat sepi pengunjung lantaran bus-bus yang tidak singgah.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/28/030200315/pandemi-bikin-6.328-pekerja-bus-akap-dan-pariwisata-kena-phk