Jakarta, KOMPAS.com - Oli kendaraan dari berbagai merek apapun pada umumnya terbagi atas dua jenis, yakni mineral dan sintetik. Oli mineral berasal dari bahan baku minyak bumi. Sementara sintetik dari minyak bumi yang sudah diolah kembali, sehingga sifat-sifat yang tidak diinginkan sudah dihilangkan, atau bisa juga dari bahan lain selain minyak bumi.
Selain keduanya, terkadang ada pula oli semi sintetik. Bahan baku oli semi sintetik berasal dari bahan-bahan campuran, yakni sintetik yang dikombinasikan dengan mineral minyak bumi.
Head Retail Division Astra Autoparts Indra Nugraha menyatakan, oli sintetik memiliki formula yang lebih baik dibanding oli mineral. Para produsen oli juga selalu memberikan garansi proteksi dan jangka waktu pemakaian yang lebih lama dibanding oli mineral. Sehingga harganya juga lebih mahal.
Namun, Indra mengatakan bukan berarti oli sintetik cocok digunakan untuk semua kendaraan. Biasanya oli sintetik memiliki nilai SAE yang rendah alias lebih encer. Sehingga oli jenis ini dianggap kurang cocok untuk kendaraan yang masih menggunakan mesin teknologi lama.
"Untuk segmen tertentu bisa jadi oli teknologi terbaru tidak cocok untuk jenis kendaraan tertentu. Misalnya kendaraan tua. Jadi setiap kendaraan membutuhkan spesifikasi oli yang berbeda," kata Indra di Jakarta, Jumat (23/2/2018).
Untuk kendaraan yang sudah menggunakan mesin teknologi terbaru, Indra menyarankan untuk menggunakan oli sintetik. Karena sejalan dengan pengembangan teknologi mesin, oli sintetik juga memiliki keunggulan dibanding oli mineral. Contohnya pengembangan mengenai molekul pintar, pembersih mesin ataupun pendingin mesin.
Atas dasar itu, Indra menilai mana yang lebih unggul antara oli sintetik dan oli mineral kembali lagi ke jenis kendaraan.
"Jadi untuk yang punya kemapuan membeli (dengan harga lebih mahal) dan kendaraannya juga teknologi terbaru, sebaiknya belilah oli dengan teknologi terbaik (oli sintetik)," ucap Indra.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/02/25/114200215/oli-mineral-dan-sintetik-mana-yang-lebih-baik-