Karawang, KompasOtomotif – Pembelian saham 100 persen yang dilakukan Toyota terhadap Daihatsu, secara de facto menyatukan kedua produsen mobil asal Jepang tersebut, di mana Daihatsu sebagai perusahaan anak (subsidiary).
Apa yang terjadi dengan Daihatsu setelah itu khususnya dari sisi operasional, khususnya SDM dan kompetensi? Bob Azam, Direktur Administrasi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), mengatakan, kalau masalah anak perusahaan dan induk perusahaan hanya urusan kapital. Sementara selain itu Daihatsu dan Toyota menjalin sebuah kolaborasi.
“Terkait dengan urusan anak perusahaan itu hanya masalah kapital saja, tapi kalau operasional tidak ada yang mendominasi. Daihatsu memiliki kekuatan sendiri dan begitu pun Toyota, dan kami saling berkolaborasi,” ujar Bob, di Karawang, Rabu (3/8/2016).
Bob melanjutkan, kolaborasi ini merupakan kerja sama kedua belah pihak dengan menggunakan kehebatan masing-masing. Itu yang harus di jaga agar kekuatannya tidak hilang. “Jadi kita kalau ingin maju sudah seharusnya untuk melakukan kolaborasi,” ujar Bob.
Baca juga : Makin Banyak Merek Jepang Merger dalam 5 Tahun
Sebelumnya Masanori Mitsui, Presiden Daihatsu juga mengatakan kalau warisan Daihatsu yang sudah ada tidak akan hilang dengan akuisi ini. Hanya saja, untuk ke depannya, dalam riset dan pengembangan akan berkoordinasi dengan Toyota, dan R&D ini merupakan kolaborasi yang akan cukup intens dilakukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.