Pabrik perakitan mobil yang rencananya akan memiliki kapasitas produksi hingga 80.000 unit per tahun itu sampai saat ini belum juga terealisasi. VW Indonesia masih merasa “labil”. Alasannya, kondisi perekonomian Indonesia yang belum stabil.
“Rencana itu masih ada. Bahkan pihak prinsipal dan Indomobil pun mengatakan harus tetap dikembangkan. Tapi, untuk kondisi sekarang ini masih susah, dollar yang semakin menguat hingga gejolak perekonomian Indonesia yang belum stabil membuat kita harus terus memutar rencana,” tutur CEO VW Indonesia Andrew Nasuri menjawab pertanyaan yang dilontarkan KompasOtomotif di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015, Rabu (19/8/2015).
Andrew mengakui, rencana VW Indonesia membangun pabrik perakitan dengan investasi mencapai 200 juta euro atau setara Rp 3 triliun (kurs dollar 2013) itu memang telat. Apalagi, dengan kondisi persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini. Tetapi, meski bagaimanapun, rencana itu harus tetap terealisasi di kemudian hari.
“Setiap kita membuat rencana bisnis, muncul lagi gelolak-gejolak perekonomian, jadi kita terpaksa membuat ulang untuk menghitung bagaimana cara efisiensinya. Kita berharap kondisi ekonomi Indonesia segera normal agar kita bisa menentukan untuk mulai membangun pabrik,” kata Andrew.
Lebih dari itu, Andrew menilai pasar Indonesia tetap memiliki potensi yang besar untuk tumbuh pada masa mendatang. Pihak prinsipal VW di Jerman pun demikian, sehingga rencana membangun pabrik perakitan tetap terlaksana.