Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karakter Pengemudi di Indonesia, Sulit Berbagi di Jalan

Kompas.com - 29/08/2024, 15:41 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi lalu lintas di Indonesia bisa dibilang cukup semrawut. Selain macet di mana-mana, pengemudinya juga sulit sekali mengalah atau berbagi dengan pengguna jalan lain.

Makanya tidak jarang melihat ada aksi intimidasi dari pengemudi ke pengguna jalan lain. Misal ada cekcok sedikit, sudah senggol-senggolan sampai minta orang lain berhenti dengan cara menghalang-halangi.

Melihat fenomena tersebut, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, penyebab dari intimidasi di jalan tersebut karena tidak adanya etika.

Baca juga: Motor Oleng Saat Disalip Mobil di Tanjakan, Ingat Etika Berkendara

Anggota TNI cekcok di Jalan MH Thamrin, Kota SemarangKOMPAS.COM/screenshot akun TikTok @jonesstoresarang Anggota TNI cekcok di Jalan MH Thamrin, Kota Semarang

"Tidak ada tanggung jawab dan kebersamaan dalam menggunakan fasilitas jalan raya. Sekarang banyak juga intimidasi dilakukan oleh kendaraan kecil seperti LCGC," kata Sony kepada Kompas.com, Rabu (28/8/2024).

Sony menjelaskan, karakter pengemudi yang tidak beretika muncul karena terbangun dari budaya keselamatan yang rendah. Penyebabnya, hukum di Indonesia lemah dan kurang edukasi keselamatan.

"Karakter pengemudi yang baik, saling berbagi, tidak bisa dibangun dalam hitungan satu tahun sampai dua tahun. Membangunnya susah tapi merusaknya hanya butuh kurang dari satu bulanan," kata Sony.

Baca juga: Isuzu Panther Masih Diandalkan Sampai Sekarang, Irit dan Murah


Memang tidak semua pengemudi tidak beretika di jalan. Cuma kalau sehari-hari menemukan kondisi mayoritas orang yang intimidatif dan tidak mau mengalah, maka bisa ikut berubah juga.

"Edukasi tanpa dibarengi hukum yang tegas juga percuma, harus jalan paralel. Contoh di Malaysia, mereka berhasil membagun budaya dengan konsisten, menerapkan aturan ditambah toleransi damai tetap ada," kata Sony.

Sayang buat di Indonesia, walau satu rumpun, masih sulit membangun budaya yang baik di jalan. Hal seperti ini jadi masalah bersama, bisa diselesaikan walau tidak mudah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau