JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa program bantuan atau subsidi untuk konversi sepeda motor berbahan bakar fosil atau konvensional ke listrik akan tetap berlanjut pada 2025.
Sebab langkah tersebut merupakan salah satu langkah paling relefan untuk mengakselerasi sekaligus menyosialisasikan penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai sebagai alat transportasi di pasar dalam negeri.
"Akan tetap dilanjutkan. Tentu dengan penyempurnaan-penyempurnaan di beberapa sisi karena saat ini sedang proses terus. Jadi akan dievaluasi," ujar Harris, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konversi Energi ESDM di Jakarta, Kamis (6/6/2024).
Baca juga: Apa Benar Mobil Sering Melaju Pelan Bisa Merusak Busi?
"Kalau regulasinya (mengharuskan berhenti) sampai 2024, nanti bisa direvisi lagi," tambah dia.
"Karena kan sebenarnya konversi sebagai upaya mengakselerasi sekaligus ajang sosialisasi secara langsung kepada masyarakat bahwa dengan motor konversi, masih bisa jalan tanpa menghilangkan identitas model motornya," kata Haris lagi.
Ia mengakui bahwa program konversi motor listrik saat ini masih menemukan sederet tantangan. Misalnya, harga yang cenderung masih tinggi atau sukar dijangkau masyarakat.
Sehingga pihak ESDM melancarkan beberapa strategi dengan berkerja sama beberapa stakeholder agar bisa menekan beban harga yang ditanggung oleh konsumen dalam melakukan konversi.
"Terbaru dengan melibatkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) milik BUMN yang kemudian disalurkan kepada SMK. Sehingga biaya konversi jadi nol (bebas biaya)," ucap Haris.
Sebelumnya diketahui, Kementerian Keuangan telah menetapkan pemberian subsidi untuk belanja sepeda motor listrik baru dan konversi hanya berlaku dua tahun, yaitu pada 2023-2024.
Guna memuluskan progaram itu, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 7 triliun untuk total satu juta kendaraan listrik. Anggaran berasal dari dana bendahara umum saja, bukan investasi asing.
Namun sepanjang 2023, penyerapan subsidi untuk konversi masih di bawah harapan. Dari target penyerapan subsidi sebanyak 50.000 unit, realisasinya hanya terhenti di 181 unit saja.
Baca juga: Zeeker Klaim Produknya Setara Merek Eropa
"Jadi sudah ada 181 permohonan yang sudah selesai dilakukan konversi, dan 145 permohonan telah menerima bantuan pemerintah," ucap Plt. Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu belum lama ini.
Ia menuturkan, 145 unit motor konversi yang sudah menerima subsidi pemerintah itu, terdiri dari 8 unit motor senilai Rp 7 juta, dan 137 unit motor senilai Rp 10 juta yang mengacu pada aturan terbaru terkait besaran nilai subsidi konversi motor listrik.
Sementara 36 unit motor konversi yang belum mendapatkan subsidi saat ini masih dalam tahap uji laik jalan dan pengajuan Sertifikat Uji Tipe (SUT) atau Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) tahun 2024.
"Kalau datanya untuk tahun ini (kuartal I/2024), saya belum pegang. Tetapi terus berjalan dan positif," tutup Harris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.