Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Perlu Menggunakan Oli Jarak Tempuh Tinggi?

Kompas.com - 24/05/2024, 11:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

 

KLATEN, KOMPAS com - Oli mesin khusus untuk mobil dengan usia pemakaian terhitung dari jarak tempuh banyak dijumpai di luar negeri. Di Indonesia sendiri tidak ada kategori khusus untuk itu, terutama tertulis di kemasan.

Perbedaan ini sontak memunculkan pertanyaan, apakah mobil yang sudah menempuh jarak tertentu, yakni 75.000 km atau 120.000 Km harus mengganti spesifikasi olinya?

Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL) Brahma Putra Mahayana mengatakan di Indonesia memang tidak biasa dengan sebutan oli khusus high mileage, namun penyesuaian oli tersebut sebenarnya memang diperlukan.

 Baca juga: Tanpa Harus Tes Lab, Begini Cara Mudah Cek Kualitas Oli Mesin Mobil

Oli mesin khusus untuk mobil tuaAmazon.com Oli mesin khusus untuk mobil tua

“Bisa dikatakan seiring pemakaian mesin mobil akan mengalami keausan akibat gaya gesek antar komponen sehingga membutuhkan oli dengan spesifikasi lebih kental dari ketentuan awal,” ucap Brahma kepada Kompas.com, Kamis (23/5/2024).

Brahma mengatakan konsumen bisa berpedoman pada tabel rekomendasi penggunaan spesifikasi oli pada buku pedoman kepemilikan kendaraan. Dalam hal ini spesifikasi kekentalan oli atau SAE.

“Pada saat kondisi mobil masih baru keluar dari pabrik maka oli mesin yang direkomendasikan adalah oli dengan SAE paling encer dalam tabel tersebut, harapannya mengejar efisiensi,” ucap Brahma.

Baca juga: Update Harga Oli Mesin Skutik per Mei 2024, Castrol dan Shell Naik

oli mesin bisa berubah jadi lumpur bila sering telat digantiTangkapan layar oli mesin bisa berubah jadi lumpur bila sering telat diganti

Namun seiring pemakaian, oli yang dibutuhkan mesin tersebut bisa berubah karena mempertimbangkan keausan antara komponen atau nilai wear metal sudah naik menurut Brahma. 

Brahma juga mengatakan penyesuaian kekentalan oli mesin ini dibutuhkan mengingat pihak pabrikan memberikan rekomendasi kekentalan oli berupa rentang, bukan satu jenis spesifikasi saja.

“Saat kondisi olinya sudah banyak mengandung serbuk logam, bisa diketahui dengan melakukan analisis oli dengan datang ke lab oil clinic atau lab independen lain, maka sebaiknya penggantian oli berikutnya butuh oli lebih kental,” ucap Brahma.

 Baca juga: Alasan Oli Mesin Berlumpur Jangan Di-flushing

Perbandingan kualitas oli mesin di selembar tisuhttps://atlib.info/ Perbandingan kualitas oli mesin di selembar tisu

 

Menurut Brahma penyesuaian spesifikasi oli di atas tak bisa dilakukan dengan cara melihat tekstur oli dengan kasat mata melainkan harus dengan analisis di laboratorium.

Pemeriksaan kualitas oli setelah pemakaian ini menurut Brahm perlu dilakukan ketika dibutuhkan saja, sehingga tidak perlu melakukannya setiap kali hendak mengganti oli mesin.

“Biaya uji lab untuk oli mesin sekitar Rp 200.000 - Rp 300.000 per sampel, tetapi tidak wajib, karena untuk perawatan kendaraan pribadi dengan melakukan penggantian oli secara rutin pun umumnya sudah cukup” ucap Brahma.

 Baca juga: Risiko Fatal Mobil Kehabisan Oli Mesin di Jalan


 

Brahma mengatakan dengan perhitungan kasar bila rata-rata penggunaan mobil di Indonesia setahun menempuh jarak 20.000 Km, maka jarak 100.000 Km bakal ditempuh mobil setelah berusia 5 tahun belum bisa dikatakan mobil tua di Indonesia.

“Mobil lansiran 2015-an ke sini masih tergolong muda, kan? Maka oli yang bisa digunakan Fastron Techno atau Prima XP cukup, kaitannya dengan formula oli dengan kesesuaian mesinnya yang sudah menempuh jarak tersebut,” ucap Brahma.

Jadi, mobil setelah menempuh jarak sekitar 75.000 mile atau 120.000 Km memang secara umum membutuhkan oli yang sedikit lebih kental daripada rekomendasi awal menurut Brahma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com