Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Fatal Mobil Kehabisan Oli Mesin di Jalan

Kompas.com - 30/04/2024, 18:42 WIB
Erwin Setiawan,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Volume oli mesin pada mobil wajib diperiksa secara berkala. Hal ini untuk mencegah risiko penurunan performa dan kerusakan.

Pasalnya, oli memiliki perang yang cukup penting. Tak sekadar menjadi pelumas komponen saja, tapi juga pendingin.

Mesin bakar identik dengan panas sebagai energi yang dihasilkan karena memanfaatkan bahan bakar minyak. Sehingga, bila pelumas kurang atau habis berpotensi menimbulkan kerusakan.

Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan, oli mesin berperan penting untuk melumasi komponen berputar, bila habis maka risiko terburuknya mesin menjadi macet.

Baca juga: Ganti Oli Mesin Mobil per 5.000 Km atau per 10.000 Km Sesuai Buku?

Kondisi mesin mobil bekas kotor. Kualitasnya masih cukup baik, namun butuh pembenahanKompas.com/Daafa Alhaqqy Kondisi mesin mobil bekas kotor. Kualitasnya masih cukup baik, namun butuh pembenahan

“Risiko mengoperasikan mobil dengan oli mesin habis bisa fatal, salah satunya mesin macet, hal ini terjadi lantaran beberapa komponen bergerak tidak ada pelumasan saat bergesekan, terutama piston,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Selasa (30/4/2024).

Hardi menjelaskan, selain dari segi pelumasan, mesin tanpa oli berpotensi mengalami panas berlebih sehingga beberapa komponen bisa memuai.

Proses pemuaian dapat membuat mekanikal mesin terganggu. Menurut Hardi, kerusakan yang disebabkan mesin tanpa pelumas bisa sangat beragam dan kompleks, membuat perbaikan membutuhkan banyak biaya. 

Baca juga: Habis Pakai Motor Buat Perjalanan Jauh, Sebaiknya Ganti Oli Mesin

Manfaatkan fitur pengingat penggantian oli mesin agar tidak telat atau kelupaan.Tangkapan layar Manfaatkan fitur pengingat penggantian oli mesin agar tidak telat atau kelupaan.

Menurut Hardi, berkurangnya oli mesin bisa melalui beberapa jalan yakni kebocoran yang tampak di dinding mesin luar, ataupun oli masuk ke area terlarang seperti ruang bakar dan sejenisnya.

“Meski dari sisi luar tidak terlihat ada kebocoran oli atau tetesan oli, oli bisa ikut terbakar bersama udara dan bahan bakar di ruang mesin lewat saluran yang seharusnya tidak dilewati oleh oli,” ucap Hardi.

Hardi mengatakan, katup PCV bisa membuat oli mesin tersedot, padahal seharusnya hanya gas yang melewati saluran tersebut.

Baca juga: Update Harga Oli Mesin Skutik April 2024, Shell Naik dan Evalube Turun

“Sering oli tersedot lewat katup PCV, sehingga oli membasahi saluran udara dan throttle body, jika dibiarkan lama-lama oli mesin akan habis karena tersedot, ini termasuk fenomena tidak wajar karena seharusnya yang bisa melewati hanya gas,” ucap Hardi.

Selain via katup PCV, oli mesin juga bisa masuk ke ruang bakar lewat ring piston yang sudah tidak bekerja dengan baik.

“Dalam piston ada ring oli yang bertugas menyapu oli di dinding silinder, jika ring ini sudah kotor atau tidak mekar dengan baik, oli berpotensi ikut terbakar membuat oli juga cepat habis,” ucap Hardi.

Baca juga: Perlukah Melakukan Flushing Setiap Ganti Oli Mesin Mobil?


Oli mesin juga bisa masuk ke ruang bakar lewat seal katup yang sudah tidak elastis di kepala silinder, menurut Hardi.

“Seal katup jika sudah tua bisa mengeras, sehingga oli bisa mengalir pelan lewat seal dan lama-lama akan berkurang,” ucap Hardi.

Mesin dengan kondisi seperti itu membuat potensi risiko mobil kehabisan oli saat perjalanan cukup tinggi sehingga sebaiknya diperbaiki sebelum digunakan untuk perjalanan jauh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com