Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Kerja WFO Picu Angka Kecelakaan Lalu Lintas

Kompas.com - 17/01/2024, 10:12 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca terjadinya pandemi Covid 19 dan pulihnya stabilitas Nasional, pola aktivitas masyarakat kembali normal. Sistem kerja WFH (work from home) mulai ditinggalkan secara berangsur-angsur, dan kembali ke WFO (work from office).

Satu poin yang harus digarisbawahi, berlakunya kembali sistem kerja WFO berefek pada meningkatnya arus lalu lintas dan jumlah kendaraan di jalan. Efeknya, angka kecelakaan juga meningkat pula.

Berdasarkan rekapitulasi data Integrated Road Safety Management System (IRSMS) Korlantas Polri, angka kecelakaan lalu lintas mengalami lonjakan pada tahun 2022 sebanyak 140.248 kasus, dan 2023 sebanyak 148.311 kasus.

Jika dikomparasikan dengan tahun-tahun sebelumnya selama masa pandemi Covid-19 dan WFH banyak diterapkan, angka kecelakaan yang terjadi cukup kecil, yakni sebanyak 103.078 kasus di 2020 dan 106.285 kasus di 2021.

Baca juga: Toyota Prius Generasi Baru, Agresif dengan Wide Body Kit

Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/10/2013). Jalan utama di kota ini tidak memiliki ruang hijau. Kondisi diperparah dengan kemacetan lalu lintas yang sering terjadi.
KOMPAS IMAGES / VITALIS YOGI TRISNA Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/10/2013). Jalan utama di kota ini tidak memiliki ruang hijau. Kondisi diperparah dengan kemacetan lalu lintas yang sering terjadi.

Kasubditlaka Korlantas Polri Kombes Pol Hotman Sirait menjelaskan, intensitas arus lalu lintas memang memegang peranan dan jadi salah satu faktor penyebab kecelakaan lalu lintas.

“Ada empat faktor penyebab terjadinya laka lantas, yaitu manusia, kendaraan, kondisi jalan dan cuaca. Keempat faktor ini akan saling mempengaruhi ketika dalam pergerakan pengguna jalan,” ucapnya kepada Kompas.com Selasa (16/1/2024).

Secara logika, risiko kecelakaan akan meningkat dan berbanding lurus dengan intensitas kendaraan yang melintas.

Sebaliknya, angka tersebut juga akan menurun apabila tidak banyak kendaraan yang melintas. Menurut Hotman, beberapa kondisi ini cenderung bisa diprediksi.

Baca juga: Honda Gold Wing Disulap Jadi Motor Roda 3

Petugas sedang melakukan rekayasa lalu lintas ganjil genap dan one way di Jalur Wisata Puncak Bogor, Jawa Barat.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Petugas sedang melakukan rekayasa lalu lintas ganjil genap dan one way di Jalur Wisata Puncak Bogor, Jawa Barat.

“Oleh karenanya penting untuk dilakukan evaluasi jangka panjang dan pantauan terus menerus terhadap kondisi lalu lintas, supaya risiko dari laka lantas itu sendiri bisa diminimalisir,” ujarnya.

Hotman menambahkan, kepadatan arus lalu lintas akibat tingginya aktivitas masyarakat golongan pekerja adalah situasi normal. Pengaturan secara sistematis dan beberapa upaya preventif selalu diperlukan, untuk memastikan keselamatan pengguna jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com