Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WSBK dan MotoGP Mandalika Masih Merugi, tapi Punya Pengaruh Positif

Kompas.com - 05/10/2023, 11:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ajang balap internasional di Sirkuit Mandalika seperti World Superbike (WSBK) dan MotoGP yang berlangsung masih merugi.

Namun, di jadwal MotoGP musim 2024, Sirkuit Mandalika tetap berlangsung, tepatnya di akhir September 2024. Sedangkan untuk kalender WSBK, memang belum keluar, tapi kemungkinan akan digantikan oleh Hungaria.

Soal kerugian, Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria mengatakan, soal gelaran ke depannya, masih terus didiskusikan oleh MGPA dan holding BUMN.

Baca juga: Aspal Sirkuit Mandalika Sudah Siap Disiksa Pebalap MotoGP

Sejumlah pembalap melaju saat balapan MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Minggu (20/3/2022). Pembalap Red Bull KTM Factory Racing Miguel Oliveira berhasil menjadi juara pertama diikuti pembalap Monster Energy Yamaha 
Fabio Quartararo dan pembalap Pramac Racing 
Johann Zarco.ANTARA FOTO/ANDIKA WAHYU Sejumlah pembalap melaju saat balapan MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Minggu (20/3/2022). Pembalap Red Bull KTM Factory Racing Miguel Oliveira berhasil menjadi juara pertama diikuti pembalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo dan pembalap Pramac Racing Johann Zarco.

"Kita lihat format laporan rugi-labanya. Di pemerintah itu ada dua, financial benefit untuk perusahaan dan economic benefit untuk negara, keduanya berbeda," kata Priandhi di Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Priandhi menjelaskan, pada WSBK dan MotoGP yang pertama berlangsung, MGPA selaku pengelola cuma dapat untung kecil. Namun, secara ekonomi, bisa memutarkan uang Rp 4,5 triliun.

Baca juga: Mau Beli Toyota Rush Bekas, Kenali Dulu Penyakit Umumnya


"Jadi buat pemerintah, apa biarkan segitu (keuntungan perusahaan), tapi dampak ekonominya besar? jadi butuh diskusi dengan holding BUMN, bagaimana menjalankan event ke depannya," kata Priandhi.

Kalau memang yang dicari adalah dampak ekonomi maka event yang sekarang sudah tepat. Cuma, kalau memang cari keuntungan buat perusahaan, mungkin harus dipikirkan lagi cara yang paling tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com