Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mercedes-Benz Dukung Populasi SPKLU Fast Charging

Kompas.com - 21/06/2023, 12:02 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Mercedes-Benz mendukung upaya pemerintah memperbanyak jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), meski mayoritas pengguna mobil listrik "Mercy" mengecas di rumah.

Hari Arifianto, Deputy Director Sales Operation Product Management PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), mengatakan, SPKLU punya keunggulan sebab ada opsi fast charging atau pengisian daya cepat.

Baca juga: Cegah Kebakaran di SPBU, Pengendara Motor Dilarang Melakukan Hal Ini

"Karena charging box (wallbox milik Mercy) butuh waktu enam jam yang 11 kWh tapi kalau yang SPKLU ada pilihan DC charging, kalau DC itu charging cepat (30 menit), mungkin banyak yang praktis begitu kan. Bisa ngopi-ngopi charging bisa selesai," kata Hari yang ditemui pekan lalu.

Untuk melakukan pengecasan di rumah, pemilik mobil listrik Mercedes-Benz menggunakan alat yang disebut wallbox.Foto: Mercedes-Benz Untuk melakukan pengecasan di rumah, pemilik mobil listrik Mercedes-Benz menggunakan alat yang disebut wallbox.

Hari mengatakan, SPKLU juga memudahkan orang yang tinggal di apartemen untuk melakukan isi daya mobil listrik.

"Kemudian kendalanya ialah di apartemen biasanya sulit pasang wallbox, sebab wallbox personal ini tidak ada sistem berbayarnya karena ikut meteran (listrik), nah kalau dipakai orang bagaimana," kata Hari.

"Kalau di SPKLU sama seperti pom bensin (SPBU) kan dia pakai pembayaran digital atau token, atau apapun sehingga memberikan pilihan," kata Hari.

Hari mengatakan, alangkah baiknya memang SPKLU memperbanyak opsi pengisian daya cepat. Sebab dengan begitu bakal memudahkan pemilik kendaraan listrik jika ingin mengisi daya di luar rumah.

Baca juga: ESDM Ungkap Alasan Distribusi B35 Belum Merata

PT PLN memastikan SPKLU di sepanjang jalur utama mudik 2023 siap melayani kebutuhan pengisian baterai atau charging cepat pengguna mobil listrik.ANTARA FOTO/Nova Wahyudi PT PLN memastikan SPKLU di sepanjang jalur utama mudik 2023 siap melayani kebutuhan pengisian baterai atau charging cepat pengguna mobil listrik.

"Kemudian kenapa kok (charging) DC jarang. Karena mahal sekali, karena DC charging itu rata-rata harganya sekitar Rp 700 juta. Lah kalau personal instal sendiri Rp 700 juta buat apa," kata Hari.

"Karena meskipun sudah mulai banyak tetap butuh waktu. Listrik (cas) butuh enam jam, enam jam orang nunggu enam jam capai. Sebab biasanya sifatnya lebih personal. Kalau wallbox di rumah dicas lagi," katanya.

"Tapi dengan jarak tempuh 400 Km (EQA dan EQB) sudah cukup. Mobil biasa juga rata-rata 400 Km jarak tempuhnya. Cuma memang jeda pengisiannya agak lama kalau pakai AC kalau pakai DC setengah jam," kata Hari.

Baca juga: 40.000 Hyundai Ioniq 5 Bermasalah di AS, Indonesia Terdampak?

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan pemberian insentif kendaraan listrik merupakan bagian dari upaya pemerintah menekan emisi karbon dengan target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat.PLN Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan pemberian insentif kendaraan listrik merupakan bagian dari upaya pemerintah menekan emisi karbon dengan target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat.

Sebelumnya, Kariyanto Hardjosoemarto, Deputy Director Marketing Communication and Public Relations MBDI, mengatakan, dari pembeli mobil listrik EQE dan EQS mayoritas mengisi daya di rumah bukan SPKLU.

"Kalau dari kami yang lebih ialah banyak cas di rumah. Jadi mereka cas di rumah di malam hari. Karena kalau hanya pemakaian dalam kota jarak tidak terlalu jauh itu bisa seminggu, jadi setelah itu baru ngisi lagi," kata Kariyanto.

"Kalau kita ambil EQS itu jarak tempuhnya kalau sampai 700 Km sekian tapi kalau pemakaian aktual kurang lebih 650 Km. Kalau muter Jakarta berapa kali paling 50 Km. Kalau 650 Km jadi bisa 12 hari sebetulnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau