JAKARTA, KOMPAS.com - Usai membahas mengenai eksterior, interior, performa dan fitur. Kini saatnya tim redaksi mengulas bagaimana sensasi di balik kemudi Hyundai Stargazer dan Mitsubishi Xpander.
Pertama untuk Hyundai Stargazer, mobil ini dibekali dengan mesin 1.489 cc Multi Point Injection (MPI), yang mampu menghasilkan tenaga 113 Tk pada 6.300 rpm dan torsi sebesar 144 Nm di 4.500 rpm.
Dari pengetesan yang dilakukan tim redaksi beberapa waktu lalu, tenaga mesin yang disalurkan ke dua roda depan melalui transmisi Intelligent Variable Transmission (IVT), terbilang cukup halus tapi responsif.
Baca juga: Adu Fitur Hyundai Stargazer dan Mitsubishi Xpander, Mana Lebih Unggul?
Saat melakukan kickdown, akselerasi terasa cukup mengasyikkan karena transmisi bisa melakukan perpindahan secara virtual. Untuk keperluan dalam kota, tenaga mesin tersebut sudah lebih dari cukup.
Berlanjut ke pengendalian, mobil ini terbilang asyik dikendarai. Hal ini karena bantingannya tidak seempuk rivalnya Xpander. Suspensi Stargazer terasa lebih berkarakter dibanding mobil-mobil di segmennya.
Saat dibawa bermanuver, mobil masih terasa limbung, terutama ketika kecepatan tinggi. Lalu, blind spot cukup besar terasa pada pilar A, karena bentuknya yang memanjang ke depan seperti sedan.
Soal peredaman kabin, terbilang cukup baik namun masih terdengar suara bising dari bagian samping kanan-kiri ketika melewati kendaraan. Sementara suara road noise cukup minim, tapi deru mesin sayup-sayup masih cukup terdengar di kabin.
Kami pun sedikit-sedikit bisa menjajal beberapa kecanggihan fitur Advanced Driver Assistance System (ADAS) Hyundai SmartSense. Salah satunya Lane Keeping Assist (LKA) dan Lane Following Assist (LFA) yang berfungsi pada kecepatan cukup rendah di sekitar 20 kpj.
Kondisi ini memungkinkan pengendara fokus menekan gas dan rem, sementara tangan bisa rileks lantaran bantuan fitur di atas. Dalam kondisi nyata, setir bakal belok sendiri mengikuti garis marka di tengah kepadatan lalu lintas.
Namun, setir tidak bisa sepenuhnya dilepas, pengendara tetap harus memegang setir agar fitur bekerja optimal.
Sementara untuk Mitsubishi Xpander dibekali dengan mesin berkode 4A91 1.500 cc MIVEC yang menghasilkan tenaga 103 Tk pada 6.000 rpm dan Torsi 141 Nm di 4.000 rpm.
Transmisi baru Xpander cukup memberikan ubahan yang baik, apalagi ketika berjalan di perkotaan dalam kecepatan yang konstan. Putaran mesinnya rendah, efeknya tentu akan membuat konsumsi bahan bakar bisa lebih baik.
Namun, ada kekurangang yang dirasakan dari transmisi baru ini. Pertama jiak mengemudi dengan kecepatan rendah sekitar 40 kpj, putaran mesin cukup meraung tinggi.
Jadi saat awal mengemudi, rasanya seperti menekan pedal gas lebih dalam agar mendapatkan kecepatan yang diinginkan. Tetapi, jika sudah berjalan di kecepatan 40 kpj, putaran mesin memang lebih rendah dan responsif.
Saat bermanuver, Xpander tak begitu limbung walaupun dibawa dalam kecepatan tinggi. Handlingnya MPV asal pabrikan tiga berlian ini pun cukup baik.