Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Kejar Target Sediakan 70 SPBKLU Tahun Ini

Kompas.com - 14/10/2022, 14:12 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PLN (Persero) menargetkan bisa mengoperasikan 70 unit Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) pada tahun ini, guna mempercepat era elektrifikasi nasional.

Pasalnya, fasilitas tersebut membuat penguna motor listrik jadi sangat mudah dalam pengoperasian sehari-hari. Sebab mereka hanya menukarkan baterai di SPBKLU saja, tak perlu menunggu mengisi daya listrik.

"Konsepnya sangat mudah, pengguna motor listrik cukup datang ke SPBKLU di titik yang sudah ditentukan, buka aplikasi PLN Mobile, lalu tukar baterai yang dayanya sudah penuh dan siap digunakan," kata Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN dalam keterangannya, Jumat (14/10/2022).

Baca juga: Syarat dan Cara Membuka Franchise SPKLU di Indonesia

Doc. PT PLN (Persero)Kiki Safitri Doc. PT PLN (Persero)

"Hanya sekitar 1 menit, lewat PLN Mobile langsung dapat baterai dengan daya penuh," lanjut dia.

Diketahui, sampai dengan September 2022, PLN telah lebih dulu melakukan uji coba operasional 16 unit SPBKLU yang ada di Jakarta.

Pada Oktober 2022, perseroan akan menambah 4 unit lagi SPBKLU dan 50 unit SPBKLU di bulan Desember. Darmawan menilai kehadiran SPBKLU adalah infrastruktur penting dalam mendorong masifnya kendaraan listrik di Indonesia, terutama kendaraan listrik roda dua.

Guna mendorong tumbuhnya SPBKLU, PLN juga menyiapkan skema kerja sama franchise SPBKLU. Calon mitra dapat berperan sebagai penyedia fasilitas isi daya kendaraan listrik, penyedia lahan maupun properti, serta penyedia operasional dan pemeliharaan SPBKLU.

Dalam kerja sama franchise SPBKLU yang disediakan PLN, calon mitra dapat berperan sebagai penyedia fasilitas isi daya kendaraan listrik, penyedia lahan maupun properti, serta penyedia operasional dan pemeliharaan SPBKLU.

"Salah satu skema partnership yang ditawarkan PLN adalah franchise, di mana mitra tidak perlu direpotkan dengan perizinan, penyediaan peralatan, pemeliharaan serta aplikasi pendukung dalam infrastruktur pengisian ulang kendaraan listrik," ungkap Darmawan.

Baca juga: Isuzu Masih Menunggu Peta Jalan Kendaraan Listrik Niaga di Indonesia

Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.

Darmawan berharap dengan semakin banyaknya jumlah SPBKLU dapat mendukung terbangunnya ekosistem kendaraan listrik guna mempercepat transisi energi bersih di Tanah Air.

Apalagi dari sisi emisi, sektor transportasi menyumbang 280 juta ton CO2e per tahun. Ini menjadi salah satu penyumbang emisi karbon dan beban subsidi tertinggi di Indonesia.

"Jika dibiarkan tanpa intervensi maka pada tahun 2060 akan menjadi 860 juta ton CO2e," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com