Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Motor China yang Sempat Booming tapi Ambruk di Indonesia

Kompas.com - 31/05/2022, 09:22 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada tahun 2000-an, pasar sepeda motor Indonesia dibanjiri banyak merek asal China. Beberapa di antaranya saat itu ialah Sanex, Jialing, Zhongshen, Tossa, dan APPKTM.

Kehadiran motor China atau mocin saat itu menjadi angin segar buat beberapa masyarakat. Sebab, harganya lebih murah ketimbang merek Jepang yang merupakan penguasa pasar di Indonesia.

Namun, mocin akhirnya ambruk di pasar. Saat ini hanya sedikit merek China yang masih bertahan di Indonesia, salah satunya ialah APPKTM yang saat itu dikenal dengan sebutan "KTM Inul".

Baca juga: 2 Pebalap Gresini Racing Siap Bangkit pada MotoGP Catalunya

Merek APPKTM memakai penyanyi dangdut Inul Daratista sebagai bintang iklan.
Foto: Sugiyanto Blog's Merek APPKTM memakai penyanyi dangdut Inul Daratista sebagai bintang iklan.

Muhamad Abidin, Founder PT Global Part Sukses Mulia, mengatakan, tren motor China mulai masuk Indonesia pada 1997 dan kemudian diikuti sejumlah merek lain dengan cukup masif.

"Yang saya tahu awal-awal mocin itu Jialing 1997 dan menjamur di awal 2000-an sesudah krisis moneter," kata Abidin kepada Kompas.com, Senin (30/5/2022).

Pria yang lama jadi petinggi di salah satu pabrikan roda dua Jepang itu mengatakan, kemunculan mocin memang menggebrak, tapi kemudian perlahan ditinggalkan konsumen.

Baca juga: Mayoritas Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas karena Pengemudi Lelah

Jialing RN125Foto: Tangkapan layar akun instagram Rayuan Iklan Jialing RN125

"Jialing lebih banyak mirip produk-produk Honda bebek saat itu, dan awal 2000-an setelah booming Jupiter (2000) dan Jupiter Z (2003) mulai merek Sanex mirip motor-motor Yamaha," kata Abidin.

Adapun "serangan" mocin di pasar lokal akhirnya meredup pada 2009. Abidin mengatakan, ada beberapa alasan mocin akhirnya tak kuat bermain di pasar Indonesia.

Hal paling krusial ialah masalah jaringan penjualan, servis, dan suku cadang yang tidak maksimal membuat banyak merek mocin ditinggalkan konsumen.

Baca juga: Angkutan Barang Harus Pakai Stiker Pemantul Cahaya

Restomod Jialing JL70 yang digarap oleh Robby Ganie dari RCB IndonesiaDok. Robby Ganie Restomod Jialing JL70 yang digarap oleh Robby Ganie dari RCB Indonesia

"Kelemahan mocin (network coverage and availibility) adalah jaringan purnajual dan teknisi yang teredukasi serta suku cadang," kata Abidin.

"Mocin awal-awal memang booming, tetapi keandalan produk dan lemahnya penanganan masalah teknis (banyak toko yang tutup) membuat kerpercayaan konsumen memudar," kata dia.

Selain itu, kata Abidin, pabrikan Jepang juga mulai mengeklaim hak cipta atas desain yang ditiru dan mengeluarkan teknologi yang saat itu masih sulit diikuti merek China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com