BANDUNG, KOMPAS.com - Seorang pengendara sepeda motor membagikan kisahnya saat berkendara di Jalan Layang Pasupati, Bandung, Jawa Barat. Pengendara tersebut terkena tali layang hingga sobek di bagian dagu.
Dalam penjelasan video di akun TikTok aggipanigoro, mengatakan, dia sedang berkendara di jalan tersebut dan menyadari ada tali atau bekas benang layangan yang menjerat.
Berkaca pada kejadian tersebut, kejadian sial memang tidak mengenal waktu dan tempat, adapun benang layangan di jalan sulit sekali bisa dilihat oleh mata telanjang meski siang hari.
Kemudian, keberadaan lampu hazard pada mobil tidak hanya sebagai sistem penerangan saja. Lampu hazard juga menjadi alat komunikasi dengan pengguna jalan yang lain.
Fungsi utama lampu hazard ialah penanda bagi kendaraan saat keadaan darurat. Akan tetapi penggunaan lampu hazard sering kali tidak tepat.
Banyak pengemudi yang salah kaprah saat menyalakan lampu hazard mobil. Salah kaprah yang pertama adalah menyalakan lampu hazard sebagai informasi saat kendaraan hendak berjalan lurus.
Selengkapnya, berikut ini 5 artikel terpopuler di kanal otomotif pada Senin (30/5/2022):
1. Pengendara Motor Terjerat Tali Layangan di Jembatan Pasupati
Tetapi, tetap ada yang bisa dilakukan oleh pemotor untuk terhindar dari efek buruk kejadian tersebut. Salah satunya memakai helm full face dan riding gear yang lengkap dan memadai.
Dari video terlihat bahwa pengendara menggunakan helm open face. Seperti diketahui bahwa sesuai namanya helm open face tidak melindungi seluruh bagian kepala dan wajah sebab bagian dagu terbuka.
Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengatakan, helm full face memang punya kekurangan di pandangan tapi melindungi kepala dengan lebih baik. Karena itu pilih yang SNI dan nyaman dipakai.
Baca juga: Pengendara Motor Terjerat Tali Layangan di Jembatan Pasupati
2. Banyak yang Salah Kaprah dalam Penggunaan Lampu Hazard Mobil
Biasanya kesalahan ini dilakukan pada persimpangan jalan atau perempatan tanpa Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) atau lampu merah.
Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan jika kebiasaan menyalakan lampu hazard mobil ketika berjalan lurus di perempatan terjadi karena kesalahan dalam penerapan operasionalnya.
“Pemahaman tentang keselamatan itu meliputi operasional kendaraan yang benar, tidak boleh berdasarkan ucapan orang. Seperti gunakan lampu hazard ini kan tidak jelas siapa yang menggagas, malah jadi kebiasaan yang salah dan membahayakan,” kata Sony kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Baca juga: Banyak yang Salah Kaprah dalam Penggunaan Lampu Hazard Mobil