JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan bahan bakar yang direkomendasikan oleh masing-masing pabrikan kendaraan biasanya menggunakan nilai oktan sebagai patokannya.
Misal, untuk mesin berbahan bakar bensin saat ini umumnya disarankan menggunakan bensin dengan nilai oktan minimal 92.
Penggunaan bahan bakar dengan oktan yang rendah bisa merusak komponen mesin. Sebab pembakaran yang tercipta di dalam mesin jadi prematur, sehingga menyebabkan knocking dan berujung pada kerusakan mesin.
Baca juga: Penjelasan MGPA soal Aspal yang Terkelupas di Sirkuit Mandalika
Selain mesin, ada pula anggapan bahwa penggunaan bahan bakar bernilai oktan rendah bisa merusak komponen lain seperti fuel pump. Apakah hal tersebut benar?
Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, menuturkan bahwa kerusakan fuel pump bukan disebabkan karena nilai oktan bahan bakar yang digunakan, melainkan kualitas bahan bakarnya yang tidak murni dan mengandung banyak residu.
“Yang memengaruhi fuel pump bukan lah oktan, tetapi kebersihan dari bahan bakar,” ucap Suparna kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Viral, Video Emak-emak Nekat Terobos Jalan Cor yang Masih Basah
Bisa dikatakan, fuel pump rawan rusak apabila terdapat sumbatan kotoran yang menumpuk akibat bahan bakar yang digunakan tercampur dengan material lainnya.
“Kalau bahan bakarnya dicampur dengan bahan lain misal air atau lainnya yang mengandung residu, itu yang bisa membuat fuel pump mampet,” ujarnya lebih lanjut.
Hal tersebut tidak hanya berlaku pada mesin berbahan bakar bensin, namun juga mesin diesel yang menenggak solar. Apabila solar yang digunakan memiliki kadar residu atau sulfur yang tinggi, maka filter pada fuel pump bisa lebih cepat mampet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.