Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Aman Berkendara Saat Kondisi Hujan Abu Vulkanik

Kompas.com - 05/12/2021, 15:01 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guyuran abu vulkanik dari erupsi Gunung Semeru, melanda sejumlah kawasan di Jawa Timur, terutama pada wilayah Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.

Kondisi ini tentunya berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat, terlebih yang menggunakan kendaraan bermotor.

Adanya abu vulkanik jelas membuat jarak pandang menjadi berkurang. Bagi para pengendara, baik sepeda motor maupun mobil agar lebih berhati-hati saat berkendara melintasi guyuran abu dari gunung Semeru ini.

Baca juga: Penting, Mobil Terkena Abu Vulkanik Jangan Langsung Aktifkan Wiper

Pasalnya dengan kondisi tersebut potensi terjadinya kecelakaan juga akan meningkat. Mengingat, kondisi jalan yang licin disetrai jarak pandang yang terbatas.

Ketika melintas di bawah daerah yang diguyur abu vulkanik jelas akan membuat kondisi jalan berubah, terutama dalam hal visibilitas berkendara.

Jarak pandang yang berkurang ini sebaiknya diikuti dengan mengurangi kecepatan saat kendaraan.

Baca juga: Terungkap Identitas Penumpang Alphard Putih Saat Insiden Patwal Tendang Pemotor di Puncak

Training Direction The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, saat terjadi hujan abu vulkanik maka visibilitas pengemudi akan berkurang, sehingga risiko kecelakaan meningkat sekitar 20 persen.

“Harus paham dulu bahwa visibilitas pengemudi akan berkurang. Dan risiko kecelakaan meningkat 20 persen apabila visibilitas menurun,” ucap Marcell belum lama ini kepada Kompas.com.

Marcell melanjutkan, kemampuan pengendara lain untuk melihat kendaraan yang ada disekitarnya juga berkurang. Hal ini disebabkan oleh debu yang akan menghambat pijar cahaya dari lampu.

Baca juga: Situs PINTAR BI Tidak Bisa Diakses, Penukaran Uang Baru 2025 Terkendala

Maka dari itu ia mengingatkan pengemudi untuk selalu bersiap dan berhati-hati, karena bisa saja tiba-tiba akan ada mobil yang muncul di depan atau di belakang.

Tak hanya itu, jalanan yang diguyur hujan abu juga akan berdampak pada kondisi aspal itu sendiri. Partikel-partikel debu yang halus membuat permukaan jalan menjadi licin.

Untuk itu, saat melintas di kawasan yang diguyur abu dari erupsi Gunung Semeru sebaiknya berkendara secara pelan dan tidak agresif.

Pengemudi juga bisa menggunakan lampu untuk komunikasi dengan pengendara lainnya, terutama pengendara yang melintas dari arah berlawanan.

Saat berkendara di bawah guyuran abu erupsi Gunung Semeru sebaiknya semua kaca jendela mobil ditutup rapat.

Baca juga: Cek Aturan Lengkap Perjalanan Libur Nataru Transportasi Darat

Hal ini untuk menghindari masuknya partikel debu ke kabin mobil. Kemudian setel AC mobil ke mode sirkulasi indoor dengan begitu kabin mobil tetap dalam kondisi bersih dan nyaman.

Kemudian, usai melintasi jalan yang ditutupi abu vulkanik, sebaiknya pemilik mobil segera membersihkan kendaraannya. Mulai dari bodi, interior maupun pada bagian mesinnya, guna mencegah kerusakan pada cat, kaca, bodi, bahkan sampai kerusakan mesin.

“Setelah melintasi debu vulkanik, segera bersihkan filter udara agar input udara ke mesin tetap terjaga dengan baik,” ucap Marcell.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau