Kondisi ini tentunya berpengaruh terhadap aktivitas masyarakat, terlebih yang menggunakan kendaraan bermotor.
Adanya abu vulkanik jelas membuat jarak pandang menjadi berkurang. Bagi para pengendara, baik sepeda motor maupun mobil agar lebih berhati-hati saat berkendara melintasi guyuran abu dari gunung Semeru ini.
Pasalnya dengan kondisi tersebut potensi terjadinya kecelakaan juga akan meningkat. Mengingat, kondisi jalan yang licin disetrai jarak pandang yang terbatas.
Ketika melintas di bawah daerah yang diguyur abu vulkanik jelas akan membuat kondisi jalan berubah, terutama dalam hal visibilitas berkendara.
Jarak pandang yang berkurang ini sebaiknya diikuti dengan mengurangi kecepatan saat kendaraan.
Training Direction The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, saat terjadi hujan abu vulkanik maka visibilitas pengemudi akan berkurang, sehingga risiko kecelakaan meningkat sekitar 20 persen.
“Harus paham dulu bahwa visibilitas pengemudi akan berkurang. Dan risiko kecelakaan meningkat 20 persen apabila visibilitas menurun,” ucap Marcell belum lama ini kepada Kompas.com.
Marcell melanjutkan, kemampuan pengendara lain untuk melihat kendaraan yang ada disekitarnya juga berkurang. Hal ini disebabkan oleh debu yang akan menghambat pijar cahaya dari lampu.
Maka dari itu ia mengingatkan pengemudi untuk selalu bersiap dan berhati-hati, karena bisa saja tiba-tiba akan ada mobil yang muncul di depan atau di belakang.
Tak hanya itu, jalanan yang diguyur hujan abu juga akan berdampak pada kondisi aspal itu sendiri. Partikel-partikel debu yang halus membuat permukaan jalan menjadi licin.
Untuk itu, saat melintas di kawasan yang diguyur abu dari erupsi Gunung Semeru sebaiknya berkendara secara pelan dan tidak agresif.
Pengemudi juga bisa menggunakan lampu untuk komunikasi dengan pengendara lainnya, terutama pengendara yang melintas dari arah berlawanan.
Saat berkendara di bawah guyuran abu erupsi Gunung Semeru sebaiknya semua kaca jendela mobil ditutup rapat.
Hal ini untuk menghindari masuknya partikel debu ke kabin mobil. Kemudian setel AC mobil ke mode sirkulasi indoor dengan begitu kabin mobil tetap dalam kondisi bersih dan nyaman.
Kemudian, usai melintasi jalan yang ditutupi abu vulkanik, sebaiknya pemilik mobil segera membersihkan kendaraannya. Mulai dari bodi, interior maupun pada bagian mesinnya, guna mencegah kerusakan pada cat, kaca, bodi, bahkan sampai kerusakan mesin.
“Setelah melintasi debu vulkanik, segera bersihkan filter udara agar input udara ke mesin tetap terjaga dengan baik,” ucap Marcell.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/05/150100615/begini-cara-aman-berkendara-saat-kondisi-hujan-abu-vulkanik