JAKARTA, KOMPAS.com – Tak banyak yang tahun bahwa angkutan jalan perintis telah memasuki usia ke-20, setelah pertama kali diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada 2001.
Selama itu pula, bus DAMRI perintis yang diprakarsai oleh Kemenhub melayani transportasi pada beberapa rute pelosok Tanah Air, yang berada di wilayah 3 TP (Tertinggal, Terpencil, dan Terluar) dan Perbatasan.
Budi Setiyadi, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, mengatakan, kehadiran bus perintis menjadi upaya untuk mengatasi keberagaman Indonesia.
Baca juga: Bocoran Bus Baru dari Laksana, Pakai Nama Panorama
“Yang sedang kita lakukan adalah meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas,” ujar Budi dalam webinar yang disiarkan YouTube BPSDMP151, seperti dikutip pada Rabu (15/9/2021).
“Jadi kita menghubungkan daerah-daerah di beberapa pulau di Indonesia dengan tempat-tempat yang lain, dan skemanya adalah perintis. Untuk angkutan bus, yang kita kerja sama dan penugasan kepada DAMRI, saat ini ada sekitar 322 trayek,” kata dia.
Untuk diketahui, bus perintis yang dioperasikan DAMRI melayani 32 provinsi dari Sabang hingga Merauke. Mulai dari Aceh, Medan, Pekanbaru, Padang, Batam, Pangkal Pinang, Bengkulu, Jambi, Palembang, sampai Lampung.
Baca juga: Resmi, Ini Biaya Ganti Pelat Nomor Mobil
Kemudian Serang, Bogor, Bandung, Cilacap, Ponorogo, Jember, sampai Banyuwangi. Termasuk juga Pontianak, Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Tanjung Selor, Jayapura, Biak, Merauke, Serui, Sarmi, Halmahera, Sorong Selatan, dan Manokwari.
Sebagai informasi, angkutan perintis DAMRI mendapatkan dana Public Service Obligation (PSO). Untuk di daerah Indonesia bagian timur, alokasi dana PSO lebih besar dikarenakan kebutuhan biaya operasional.
Seperti untuk membantu membuat jembatan dan sewa traktor jika bus perintis terperangkap di jalan yang kurang baik.
Sedangkan di daerah bagian barat, tantangan yang harus dihadapi seperti di Mendanau, Kabupaten Belitung, di mana bus perintis harus dinaikkan ke kapal kayu untuk menyeberang ke Pulau Mendanau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.