Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Tahu Bahaya, Masih Saja Mengadang Truk demi Konten

Kompas.com - 13/09/2021, 12:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Aksi bocah atau anak di bawah umur yang ingin terkenal karena konten kemudian melakukan aksi nekat masih ditemukan. Sudah tahu bahaya, masih saja ada yang mengadang truk demi konten, padahal sudah ada korban jiwa.

Ada yang beruntung jika pengemudi bisa menghentikan laju truk sebelum menabrak obyek di depannya. Namun, tidak sedikit juga yang nahas karena harus tertabrak kemudian tergilas roda depan sampai meninggal dunia.

Hal yang harus dipahami adalah truk tidak bisa berhenti mendadak layaknya mobil pribadi yang punya dimensi lebih kecil.

Jadi, jika mengadang truk secara tiba-tiba, jangan harap mereka bisa berhenti tepat waktu. Pasalnya, ada beberapa faktor yang memengaruhi jarak berhenti laju kendaraan.

Baca juga: Tarif Bus AKAP Pandawa 87 Jakarta ke Banyuwangi, Tembus Rp 520.000

Pengemudi trukDOK. UD TRUCKS Pengemudi truk

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu menjelaskan, faktor pertama adalah respons manusia, semakin tua usia pengemudi maka semakin lambat respons yang membuat jarak berhenti lebih jauh.

“Faktor kedua adalah kecepatan. Semakin cepat laju kendaraan, maka semakin jauh titik berhenti kendaraan,” kata Jusri kepada Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Kemenangan Perdana Bagnaia di MotoGP, Harus Kalahkan Marquez

Faktor ketiga adalah bobot kendaraan. Semakin besar, maka semakin jauh titik berhentinya. Inilah yang menyebabkan truk yang membawa beban sampai puluhan ton tidak punya jarak berhenti yang pendek layaknya mobil penumpang biasa.

Truk bisa ngerem mendadak, cuma berhentinya yang jauh. Belum lagi kendaraan yang tidak terawat, dia ngeremnya Senin, berhentinya Kamis. Perlambatan roda memang terjadi, tapi jika kecepatannya tinggi, yang ada roda selip dan tetap melaju truknya,” ucap Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau