Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Laris Mana Pelumas Mineral atau Sintetik?

Kompas.com - 28/02/2021, 10:41 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski pelumas sintetik punya berbagai keunggulan, tapi pemakaian oli sintetik masih sedikit. Saat ini di dunia, pemakaian oli mineral masih mendominasi.

Brahma Putra Mahayan, Jr Technical Specialist Pertamina Lubricants, mengatakan, hitungan kasarnya secara global pemakaian oli mineral masih 60 persen dan sintetik 40 persen.

Baca juga: Beda Bahan Pembentuk Oli dan Gemuk

"Kalau di dunia saat ini didominasi grup dua dan tiga, masih kita sebut mineral. Ini hanya angka kasar, mineralnya 60 persen dan sintetik 40 persen," kata Brahma saat accara Pertamina Lubricants Workshop secara daring belum lama ini.

Base oil sintetik vs mineralFoto: Tangkapan layar persentasi Pertamina Lubricants Base oil sintetik vs mineral

Angka tersebut lebih tinggi lagi di Indonesia. Brahma menyebut saat ini pemakaian oli mineral di Indonesia mencapai 80 persen, sisanya sintetik.

"Tapi di Indonesia, mineral masih 70-80 persen dan sintetik 30 persen. Kalau di Indonesia yang memang kendaraan itu masih pakai teknologi lama," katanya.

Brahma mengatakan, hanya sedikit negara yang pemakaian oli sintetiknya lebih tinggi. Biasanya mengacu pada negara-negara maju.

Baca juga: 8 Fungsi Pelumas Kendaraan

Ilustrasi mengganti oli mesin pada mobil LCGCSHUTTERSTOCK Ilustrasi mengganti oli mesin pada mobil LCGC

Mengapa demikian, karena harga oli sintetik cukup mahal.

"Yang jelas mineral masih lebih banyak dipakai. Alasannya tidak semua negara ialah negara maju," kata Brahma.

"Di dunia pun kalau di negara maju, katakan Eropa, Amerika dan Australia mereka penggunaan sintetik lebih banyak karena lebih peduli atas isu lingkungan dan sumber daya tidak terbarukan karena memakai fosil," katanya.

"Konsekuasi sintetis ialah harga. Masyarakat di negara maju dengan daya beli tinggi dan kesadaran lingkungan lebih tinggi mereka mulai beralih ke sintetik," kata Brahma

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau