Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Penyakit yang Muncul Usai Mobil Terendam Banjir

Kompas.com - 20/02/2021, 13:22 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek semalaman mengakibatkan munculnya genangan air yang cukup tinggi atau banjir.

Banjir merendam sejumlah perumahan dan mobil yang terparkir pun ikut terdampak. Kondisi tersebut dapat menyebabkan tiga potensi masalah pada mobil.

Baca juga: Catat, Ini Titik Ruas Tol yang Terendam Banjir di Jabodetabek

Christopher Sebastian, CEO & Fondder XTO Car Care, mengatakan, permasalahan yang muncul mulai dari bau yang tidak sedap di dalam kabin, hingga kerusakan pada bagian komponennya.

Mobil terendam banjir di Komplek Perumahan De Flamboyan, Kecamatan Tanjung Selamat, Medan Tuntungan, Medan, Jumat (4/12/2020).Tribun Medan/Victory Hutauruk Mobil terendam banjir di Komplek Perumahan De Flamboyan, Kecamatan Tanjung Selamat, Medan Tuntungan, Medan, Jumat (4/12/2020).

Mobil yang habis terendam banjir akan menimbulkan bau tak sedap di dalam interior, kemudian juga komponen hingga potensi karat,” kata Christopher, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Penyakit pertama adalah munculnya bau tidak sedap pada kabin. Air banjir yang merendam mobil tidak hanya meninggalkan bekas kotoran. Tapi, bau yang tidak sedap seperti amis, juga akan muncul.

Bau tidak sedap itu muncul karena sisa banjir tidak dikeringkan atau ditangani secara benar. Sehingga, bau yang disebabkan oleh banjir tersebut menetap di kabin.

Baca juga: Pengemudi Jangan Nekat Terobos Banjir, Efeknya Mesin Mobil Bisa Jebol

“Setelah terendam banjir, interior mobil akan bau seperti bau apak, ini karena bagian yang masih basah seperti karpet belum dibersihkan secara tuntas pada saat membersihkan kabin,” ujar Christopher.

Agar bau tak sedap tersebut benar-benar hilang, tak ada salahnya untuk melakukan car fogging. Dengan begitu, kuman dan bakteri, serta virus bisa dibersihkan.

Penyakit kedua yang juga sering muncul adalah kerusakan komponen, terutama pada bagian kelistrikan. Bagian tersebut yang paling rentan saat mobil terendam banjir, apalagi dalam waktu yang lama.

Sejumlah mobil terendam banjir akibat hujan yang mengguyur di wilayah Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (24/1/2020). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan dalam periode sepekan kedepan, hujan disertai petir terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.KOMPAS.com/M LUKMAN PABRIYANTO Sejumlah mobil terendam banjir akibat hujan yang mengguyur di wilayah Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (24/1/2020). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan dalam periode sepekan kedepan, hujan disertai petir terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.

"Pastikan semua fungsi elektronik pada mobil dapat berjalan dengan baik. Seperti lampu, wiper, Air Conditioner (AC), dan komponen elektrik lainnya," kata Christopher.

Dia juga menambahkan, periksa lampu indikator Electric Power Steering (EPS) pada instrumen speedometer. Biasanya komponen EPS ini yang sering rusak saat mobil terkena banjir.

Penyakit terakhir yang sering muncul adalah terjadinya korosi atau karat. Bahaya ini perlu diwaspadai oleh para pemilik mobil yang terendam banjir.

Baca juga: Mobil Jeblos ke Selokan karena Banjir, Waspadai Bahaya Ini

Karat bisa muncul pada bagian bodi atau sasis. Maka itu, bagian eksterior juga perlu diperiksa secara detail untuk mencegah terjadinya korosi.

“Selain itu, periksa endapan kotoran atau lumpur pada bagian mobil terutama pada bagian yang sulit dijangkau untuk dibersihkan. Seperti lubang kisi-kisi AC, bagian belakang dashboard, sudut-sudut panel, speaker, sela-sela jok mobil dan kisi-kisi radiator,” ujar Christopher.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau