Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Memangku Anak di Sebelah Bangku Sopir Saat Pergi Berlibur

Kompas.com - 18/12/2020, 10:02 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Namanya orangtua, tentu ingin selalu memanjakan sang buah hati. Namun, terkadang tindakan yang dilakukan untuk menyenangkan sang anak justru bisa mengancam keselamatan sang buah hati sendiri.

Misalnya, ketika pergi berlibur bersama keluarga naik mobil pribadi, sering kali terlihat orangtua yang memangku anak balita di bangku penumpang depan, sebelah sopir.

Aktivitas ini biasanya dilakukan untuk menyenangkan suasana hati sang buah hati, pun jadi dalih agar si anak tidak rewel dan bisa ikut menikmati perjalanan saat pergi ke luar kota.

Training Director Safety Defensive Consultant Sony Susmana mengatakan, memangku anak di bangku penumpang depan adalah tindakan berbahaya.

Pasalnya, kalau tiba-tiba mobil menabrak, posisi si anak paling rentan jadi korban atau bisa lebih fatal.

Baca juga: Kata Toyota Soal Proses Pemulihan Industri Otomotif Indonesia

“Prinsip dari keamanan, saat mesin hidup dan kendaraan bergerak, semua penumpang sudah harus mengenakan safety belt (sabuk pengaman). Memangku balita hanya karena menempuh jarak yang dekat itu juga tidak bisa jadi alasan,” ujar Sony saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/12/2020).

Sebab, menurut Sony, kecelakaan bisa terjadi di mana dan kapan saja. Tidak pilih-pilih penumpang. Ketika orang dewasa memangku anak di bangku sebelah sopir, otomatis posisi anak duduk bebas tanpa sabuk pengaman.

Ada juga orang dewasa yang nekat ikut tidak mengenakan sabuk pengaman, hanya memasang kaitnya, demi menghindari sensor safety pada mobil.

“Ada standar-standar keselamatan yang harus dipatuhi. Sayang anak bagus, tapi juga bukan berarti boleh bebas bergerak tanpa safety belt,” ucap Sony.

Sony menambahkan, idealnya anak balita harus duduk di kursi belakang dengan booster seat atau car seat.

“Kecuali ketika duduk normal, kaki anak tersebut sudah bisa menyentuh dasar kabin dengan sempurna. Maka, diperbolehkan duduk di second row tanpa kursi tambahan,” kata Sony.

“Ingat, jangan sampai liburan berujung penyesalan hanya karena tidak taat keselamatan,” ucap Sony, menambahkan.

Pemudik ubah kabin mobil jadi kasur berjalan. Prilaku ini tidak disarankan kapanpun dilakukan, baik saat mudik ataupun tidak.FEBRI ARDANI/KOMPAS.com Pemudik ubah kabin mobil jadi kasur berjalan. Prilaku ini tidak disarankan kapanpun dilakukan, baik saat mudik ataupun tidak.

Menggelar kasur pada kabin mobil

Selain memangku anak, memodifikasi kabin kendaraan dengan menggelar tempat tidur selama perjalanan juga kerap dilakukan keluarga ketika pergi berlibur.

Sony mengaskan, ubahan kondisi kabin seperti itu sangat tidak disarankan. Sebab, dapat membuat efek yang tidak diperkirakan apabila kendaraan terlibat kecelakaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com