JAKARTA, KOMPAS.com - Namanya orangtua, tentu ingin selalu memanjakan sang buah hati. Namun, terkadang tindakan yang dilakukan untuk menyenangkan sang anak justru bisa mengancam keselamatan sang buah hati sendiri.
Misalnya, ketika pergi berlibur bersama keluarga naik mobil pribadi, sering kali terlihat orangtua yang memangku anak balita di bangku penumpang depan, sebelah sopir.
Aktivitas ini biasanya dilakukan untuk menyenangkan suasana hati sang buah hati, pun jadi dalih agar si anak tidak rewel dan bisa ikut menikmati perjalanan saat pergi ke luar kota.
Training Director Safety Defensive Consultant Sony Susmana mengatakan, memangku anak di bangku penumpang depan adalah tindakan berbahaya.
Pasalnya, kalau tiba-tiba mobil menabrak, posisi si anak paling rentan jadi korban atau bisa lebih fatal.
Baca juga: Kata Toyota Soal Proses Pemulihan Industri Otomotif Indonesia
“Prinsip dari keamanan, saat mesin hidup dan kendaraan bergerak, semua penumpang sudah harus mengenakan safety belt (sabuk pengaman). Memangku balita hanya karena menempuh jarak yang dekat itu juga tidak bisa jadi alasan,” ujar Sony saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/12/2020).
Sebab, menurut Sony, kecelakaan bisa terjadi di mana dan kapan saja. Tidak pilih-pilih penumpang. Ketika orang dewasa memangku anak di bangku sebelah sopir, otomatis posisi anak duduk bebas tanpa sabuk pengaman.
Ada juga orang dewasa yang nekat ikut tidak mengenakan sabuk pengaman, hanya memasang kaitnya, demi menghindari sensor safety pada mobil.
“Ada standar-standar keselamatan yang harus dipatuhi. Sayang anak bagus, tapi juga bukan berarti boleh bebas bergerak tanpa safety belt,” ucap Sony.
Sony menambahkan, idealnya anak balita harus duduk di kursi belakang dengan booster seat atau car seat.
“Kecuali ketika duduk normal, kaki anak tersebut sudah bisa menyentuh dasar kabin dengan sempurna. Maka, diperbolehkan duduk di second row tanpa kursi tambahan,” kata Sony.
“Ingat, jangan sampai liburan berujung penyesalan hanya karena tidak taat keselamatan,” ucap Sony, menambahkan.
Menggelar kasur pada kabin mobil
Selain memangku anak, memodifikasi kabin kendaraan dengan menggelar tempat tidur selama perjalanan juga kerap dilakukan keluarga ketika pergi berlibur.
Sony mengaskan, ubahan kondisi kabin seperti itu sangat tidak disarankan. Sebab, dapat membuat efek yang tidak diperkirakan apabila kendaraan terlibat kecelakaan.
“Bisa jadi justru perubahan kabin ini menimbulkan kecelakaan yang lebih parah, bisa malah fatal,” ucap Sony beberapa waktu lalu kepada Kompas.com.
Baca juga: Begini Bocoran SUV Listrik Toyota dengan Sasis e-TNGA
Meski masih anak-anak, mereka tetap wajib duduk di jok kendaraan dengan baik dan benar. Maksudnya, duduk tenang dengan menggunakan sabuk pengaman meski di baris kedua. Jika anak terlalu kecil, car seat bisa jadi solusi. Penggunaannya pun sudah dianjurkan oleh produsen kendaraan.
“Soal lelah, pengemudi bisa mengatur perjalanan serta komunikasikan dengan seluruh anggota keluarga untuk menyesuaikan kenyamanan pengemudi dan penumpang selama perjalanan. Atur waktu untuk bergantian menyetir dan beristirahat di rest area,” katanya.
Fitur "child safety lock"
Salah satu fitur keselamatan yang bisa dimanfaatkan oleh pemilik mobil saat pergi berlibur bersama anak adalah child safety lock.
Fitur ini membuat pintu tidak terbuka saat tuas pegangan pintu dibuka dari dalam walau mobil sudah tidak dikunci. Hal ini untuk menghindari pintu terbuka tiba-tiba ketika anak kecil memainkan tuas pegangan pintu saat mobil berjalan atau diam.
Baca juga: Bahaya, Jangan Slipstream di Tol Saat Pergi Berlibur Nataru ke Luar Kota
“Khususnya anak-anak yang kakinya belum bisa mencapai dasar kabin, maka anak tersebut wajib ditempatkan di second row. Selain itu, mereka juga harus menggunakan tempat duduk tambahan, seperti booster seat atau baby seat,” ujar Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu kepada Kompas.com di Jakarta belum lama ini.
Menurut Jusri, fitur ini memang sangat penting, terutama bagi yang sering berkendara dengan anak, agar pintu tidak terbuka secara tiba-tiba, terutama ketika menempuh perjalanan jauh. Pasalnya, anak kecil biasanya memiliki sifat aktif dan rasa ingin tahunya besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.