Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Ganti Jenis BBM Bisa Merusak Mesin Kendaraan?

Kompas.com - 16/11/2020, 13:21 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menggunakan bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan yang paling bagus, yakni sesuai dengan rasio kompresinya, tidak terlalu tinggi atau rendah nilai oktannya.

Biasanya, untuk pemilihan jenis bensin yang cocok untuk kendaraan pabrikan sudah memberikan rekomendasi tersendiri.

Rekomendasi ini tentunya tidak sembarangan diberikan begitu saja, tetapi juga sudah melalui perhitungan dan menyesuaikan tingkat kompresi kendaraan.

Untuk kendaraan keluaran terbaru biasanya memiliki tingkat kompresi yang lebih tinggi, sehingga bahan bakar yang digunakan memiliki Research Octane Number (RON) yang tinggi.

Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Segera Diberlakukan

Hanya saja, terkadang pemilik kendaraan tidak bisa setia dengan satu jenis bensin saja. Tidak jarang mereka mengganti jenis BBM sesuai dengan keinginannya.

Mengenai perilaku pemilik kendaraan tersebut, Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, penggunaan bahan bakar yang paling bagus mengikuti standar pabrikan.

Dengan menggunakan jenis bensin yang sesuai otomatis akan membuat kinerja mesin juga akan lebih bagus karena pembakaran di ruang mesin lebih sempurna.

Tidak hanya itu, penggunaan BBM yang pas juga bisa membuat komponen kendaraan lebih terjaga keawetannya.

Baca juga: Blokir STNK Segera Berlaku, Pelajari Regulasinya

“Kalau ganti-ganti jenis bahan bakar, misal oktan lebih rendah akan membuat penumpukan kerak karbon di ruang bakar dan membuat mesin menjadi ngelitik,” kata Didi kepada Kompas.com, Minggu (15/11/2020).

Selain itu, ketika kendaraan menggunakan BBM dengan oktan lebih rendah bisa menyebabkan performa mesin juga menurun.

Begitu pula, Didi menambahkan, jika menggunakan bensin dengan oktane lebih tinggi akan membuat mesin menjadi lebih panas dan bisa berdampak pada komponen kendaraan.

“Misalkan knalpot menjadi lebih cepat keropos karena panas, komponen mesin seperti seal, bearing juga lebih cepat aus. Juga akan berdampak pada emisi gas buangnya,” ucapnya.

Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Akan Berlaku di Seluruh Indonesia

Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna mengatakan, jika kendaraan menggunakan BBM yang nilai oktannya tidak sesuai rekomendasi akan memberikan efek buruk.

Bensin yang dipakai sebaiknya sesuai dengan rekomendasi pabrikan, jangan lebih rendah atau pun lebih tinggi karena akan ada efeknya untuk mesin,” kata Suparna.

Suparna menambahkan, ketika kendaraan minum bensin dengan RON lebih tinggi akan menyebabkan pembakaran di ruang mesin tidak sempurna.

“Kalau mesin dipaksa pakai oktan yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan pembakaran tidak sempurna,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
kalau saya pribadi untuk kendaraan bermotor selalu menggunakan pertalite kadang kadang juga bensin alhamdulillah mesin motor masih bagus belum ada keluhan yang berarti #jernihberkomentar #melihatharapan


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau