JAKARTA, KOMPAS.com - Usai mengupas desain dan interior, kesempatan berikutnya giliran mengajak Daihatsu Wake menjelajah jalan Ibu Kota. Tujuannya tentu untuk merasakan impresi berkendara sekaligus mencicipi performanya.
Seperti dibahas sebelumnya, meski satusnya Kei Car namun untuk urusan kenyamanan dan kelapangan kabin tak perlu diragukan lagi. Begitu juga untuk posisi berkendara.
Ruang yang lapang dari legroom dan headroom, membuat pengendara dewasa cukup nyaman, jauh dari kesan sesak dan sempit. Tak hanya itu, salah satu yang membuatnya paling menarik adalah sisi visibilitasnya.
Baca juga: Kamuflase di Balik Visual Mungil Daihatsu Wake
Meski memiliki dimensi yang minim namun desain kaca depan Wake yang membentang di pilar A membuat pengendara mendapatkan pandangan yang cukup baik saat berkendara.
Suasana ini tak lepas dari konsep Fine Vision yang diterapkan Daihatsu, sayang kemudi sepertinya dibuat statis atau tak ada tuas untuk mengatur ketinggiannya.
Suara mesin yang keluar dari depan setelah menekan tombol start-stop engine juga cukup halus. Buat yang penasaran, sebagai Kei Car, Daihatsu Wake dibekali mesin 12 Valve DOHC tiga silinder berkubikasi 660 cc.
Namin, Wake yang redaksi gunakan sudah dilengkapi dengan turbo intercooler. Berdasarkan data, mesin berkode KF tersebut mampu menyalurkan tenaga sebesar 64 tk pada rpm 6.400 dan torsi 92 Nm di putaran 3.200 rpm yang disalurkan ke sisitem transmisi CVT.
Saat mengajak jalan di jalur kemacetan Jakarta, Wake cukup lincah diajak bermanuver. Menyalip beberapa kendaraan di lintasan padat, tak membuatnya sulit bergerak, apalagi dimensinya juga cukup mini.
Putaran kemudinya juga mudah untuk dikendalikan yang membuat karakter Wake cukup fun to drive. Namun demikian memang tak bisa dipungkiri bila tarikan bawahnya sedikit terasa berat.
Baca juga: Berkenalan dengan Daihatsu Wake, Kei Car Jepang Berparas Unik
Masuk ke lintasan bebas hambatan alias jalan tol, sesekali ketika kondisi sedikit lapang, pedal gas kami injak lebih dalam guna merasakan performa putaran atasanya. Alhasil, Wake pun mampu melaju hingga 100 kpj dengan mudah meski dengan kubikasi mesin yang minim.
Tarikan mesin terasa mulai padat saat rpm berada di putaran 2.000 hingga 2.500. Perpindahan giginya juga cukup smooth yang memang sudah menjadi salah satu ciri khas CVT.
Paling menarik, meski memiliki desain kotak dengan tinggi 1.835 mm, ternyata tak membuat Kei Car asal Jepang ini limbung saat melintasi jalan menikung dengan kecepatan di atas 40 kpj.
Usut punya usut, berdasaran data yang redaksi dapat, hal ini ternyata berkat peningkatan pada sisi suspensi serta pengembangan desain yang membuat Wake memiliki sisi aerodinamis yang cukup baik.
Baca juga: Pindad Maung Pakai Mesin dan Sasis Hilux, Begini Respon Toyota
Sayang sisi kenyamanannya sedikit berkurang ketika terpaksa melintasi jalur aspal yang bergelombang. Sistem suspensi yang sedikit keras, membuat goncangan di dalam kabin cukup terasa. Mungkin kalau berkendara di negara asalnya dengan aspal yang mulus tidak menjadi masalah.
Kesimpulannya, meski ada beberapa kekurangan yang mungkin dipengaruhi faktor kondisi, namun secara sensasi berkendara yang dihadirkan, Wake masih sangat nyaman dan fun to drive.
Urusan tenaga juga tak bisa dipandang sebelah mata. Walau kubikasi mesinnya kecil, tapi adanya sokongan tubro membuat performanya patut untuk diperhitungkan.
Sebagai bonus, dengan tampilan dan desain yang unik, membuat Wake selalu menjadi pusat perhatian ketika sedang di jalan atau berada di area parkiran.
Kondisi tersebut membuat banyak orang yang baper mulai menanyakannya bahkan diam-diam mengabadikan tampilan Wake dari ponselnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.