Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Besar Mesin Depan Semakin Sedikit Peredarannya

Kompas.com - 13/07/2020, 17:54 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sasis bus besar yang digunakan oleh perusahaan otobus (PO) di Indonesia terbagi menjadi dua, mesin depan dan belakang. Keduanya memiliki peruntukannya masing-masing.

Bus dengan mesin di depan biasa digunakan sebagai angkutan dengan jarak yang dekat sampai menengah. Sedangkan bus bermesin belakang memiliki peruntukan sebagai armada dengan trayek yang jauh.

Export Manager karoseri Laksana, Werry Yulianto mengatakan, persentase pemesan bus besar dengan mesin depan sudah mulai berkurang, beberapa mulai beralih ke bus mesin belakang.

Baca juga: Penyebaran Corona Lewat Udara, Begini Cara Aman Naik Motor

sasis busimotorium.com sasis bus

“Seiring jaman lebih banyak bus mesin belakang karena lebih senyap dan panas mesin jarang masuk ke kabin,” ucap Werry kepada Kompas.com, Senin (13/7/2020).

Karoseri Laksana sendiri memiliki model khusus untuk sasis bus besar dengan mesin di depan, yaitu Discovery. Werry mengatakan, hanya sebagian PO yang menggunakan bus besar bermesin depan yaitu Sumber Kencono dan Mila.

Hal yang serupa juga disampaikan oleh Sales Staff karoseri Tentrem, Dimas Raditya. Dimas mengatakan, pemesan bus besar bermesin depan biasanya dari PO yang memang memiliki armada pada segmen tertentu.

Baca juga: Komunitas Anggap Kawasaki Ninja ZX-25R Lebih Baik dari Moge

“Biasanya bus besar mesin depan dipakai untuk armada ekonomi non AC dan AC Tarif Bawah (ATB). Istilahnya mereka repeat order dengan memesan bus dengan mesin di depan,” kata Dimas kepada Kompas.com.

Bus mesin depan juga diandalkan sebagai angkutan jarak dekat sampai menengah. Kemampuan akselerasinya yang spontan cocok dengan kondisi jalan yang stop & go. Kemudian harga sasis bus mesin depan juga lebih ekonomis daripada mesin belakang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com