Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Truk Rem Blong Jadi Biang Kerok Kecelakaan di Halim

Kompas.com - 30/01/2020, 08:02 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah rem blong pada truk kontainer kembali menimbulkan kerugian karena mengakibatkan kecelakaan beruntun. Kali ini lokasi kejadiannya berada tepat di Gerbang Tol Halim 2, Rabu (29/1/2020).

Walau tak ada korban jiwa, tapi truk bermuatan keramik milik PT Sentosa Prima Abadi yang dikendarai sopir berusia 23 tahun itu, merusak satu truk lain dan dua mobil niaga ringan. Bahkan fasilitas gerbang tol milik Jasamarga Metropolitasn Tollroad pun ikut menjadi sasaran.

Berkaca dari kejadian tersebut, sebelumnya masalah rem blong yang diakibatkan truk kontainer sudah cukup sering terjadi dan dibahas. Bahkan Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, pernah menjelaskan, bila kejadian-kejadian tersebut perlu dikaji lebih dalam.

Baca juga: Mengapa Kendaraan Berat Rawan Rem Blong, Ini Penjelasannya

Pasalnya, masalah rem blong pada truk besar tidak semata-mata hanya dikarenakan masalah rem yang benar-benar tak berfungsi, tapi juga bisa diakibat faktor lain.

Contoh seperti truk yang tak bisa melakukan perlambatan akibat membawa beban atau barang bermuatan lebih, layaknya truk over dimension and oveload (ODOL).

"Kalau itu truk ODOL, saat melaju otomatis menimbulkan energi gerak, ketika membawa muatan lebih, maka apa yang terjadi, pada elemen-elemen perlambatan yang dilakukan pengemudi, baik pengereman jalan lurus, menikung, tanjakan dan turunan, bakan saat melintasi terowongan akan negatif," kata Jusri beberapa waktu lalu.

Akibat rem blong, truk kontainer sebabkan kecelakaan beruntun di Halim Akibat rem blong, truk kontainer sebabkan kecelakaan beruntun di Halim

Menurut Jusri, banyak kejadian yang dialami truk mengesankan akibat kinerja rem yang tak maksimal atau buruk. Padahal dari hasil investigasi yang dilakukan Jusri, hal ini juga tak lepas dari peran pengemudi yang mengabaikan aspek keselamatan.

Contoh kasus seperti di ruas tol Cipularang, akibat rute yang menurun, banyak kejadian sopir truk sengaja menetralkan tuas transmisi yang membuat kendaraan bisa dengan bebas meluncur. Alasannya tak lain tak bukan demi masalah efesiensi bahan bakar.

Padahal, tindakan tersebut justru mengundang maut. Jusri mengatakan dengan bobot truk yang besar ditambah adanya barang bawan, hal itu memberikan dampak gaya gravitasi yang tinggi.

Dengan demikian, bila hanya mengandalkan deselerasi dari rem saja tidak akan maksimal, tapi harus ditunjang juga dari transmisi seperti melakukan engine brake.

Baca juga: Ingat Lagi Kecelakaan yang Disebabkan Truk ODOL dan Rem Blong

"Kebiasan-kebiasan seperti tadi sangat banyak dilakukan oleh sopir truk tanpa mereka pikir panjang apa dampaknya. Perlu diingat, kalau sampai terjadi kecelakaan, itu bukan hanya dia (sopir truk) itu saja yang bahaya, tapi pengendara lain disekitarnya, bila sampai timbul korban, apa tidak double kesalahannya," ujar Jusri.

Akibat rem blong, truk kontainer sebabkan kecelakaan beruntun di Halim Akibat rem blong, truk kontainer sebabkan kecelakaan beruntun di Halim

Mengenai kejadian ini, Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru, juga mengatakan sangat menyesalkan peristiwa yang diakibatkan truk rem blong kembali terjadi.

"Sangat disayangkan, setelah sebelumnya kita juga masih ingat kejadian rem blong di rest area Km 97 Jalan Tol Cipularang pada pertengahan Januari lalu. Kembali lagi, sebanyak 46 persen kasus kecelakaan di Jalan Tol Jasa Marga melibatkan kendaraan Non Golongan I, padahal persentase kendaraan tersebut hanya sekitar 8 persen dari jumlah keseluruhan kendaraan yang melintas di jalan tol Jasa Marga," ucap Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau