JAKARTA, KOMPAS.com - Cara berkendara supercar sangat berbeda dengan mobil konvensional. Butuh kepiawaian tersendiri untuk bisa mengendalikan mobil dengan tenaga yang cukup besar tersebut.
Selain itu, seorang pengemudi juga harus paham mengenai handling dan juga sistem pengeremannya. Hal ini untuk memastikan keselamatan saat memacu supercar.
Mengingat, seorang yang sudah terbiasa mengendarai supercar pun bisa saja mengalami kecelakaan. Hal ini seperti yang dialami oleh kiper kedua Manchester United, Sergio Romero.
Romero mengalami kecelakaan pada Senin (20/1/2020) siang waktu setempat saat mengendarai Lamborghini miliknya.
Mobil yang diperkirakan seharga 170.000 poundsterling atau lebih dari Rp 3 miliar itu menabrak pembatas jalan di dekat tempat latihannya.
Lihat postingan ini di InstagramMan United goalkeeper Sergio Romero crashed his Lamborghini outside their training ground ????
Meskipun mobilnya mengalami kerusakan yang cukup parah, tetapi Romero diketahui tidak mengalami cedera serius.
Kecelakaan saat mengendarai supercar juga pernah menimpa pesepakbola Cristiano Ronaldo 2009 lalu. Saat itu pria yang akrab disapa CR7 masih menjadi pemain Manchester United.
Saat kecelakaan terjadi, CR7 mengendarai Ferrari pembatas jalan dekat bandar udara Manchester.
Kecelakaan tersebut membuat mobil super berkelir merah itu hancur. Beruntung, CR7 tidak mengalami cedera dalam insiden tersebut.
Baca juga: Berkaca Kecelakaan Bus di Subang, Kemenhub Siapkan Pelatihan untuk Sopir
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu menjelaskan, sedikitnya ada tiga hal yang wajib dilakukan oleh pengemudi supercar saat hendak berkendara. Pertama, wajib mengetahui berapa tenaga mobil yang dikemudikan.
Kedua pengemudi juga harus mengenali karakter handling, dan terakhir pelajari sistem pengeremannya.
“Kurang lebih lima menit pertama lakukan penyesuaian untuk mengetahui ketiga hal tersebut. Karena, mengemudikan supercar dengan mobil biasa itu sangat-sangat berbeda,” kata Jusri kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Jusri juga mengatakan, setelah mengetahui berapa tenaga dari mobil super tersebut, hal yang harus dilakukan yakni mencoba mendorong pedal gas secara spontan. Lakukan hal ini beberapa kali.
Mendorong pedal gas adalah untuk mengetahui berapa besar tenaga dan torsi dari kendaraan dalam kondisi tiba-tiba (kick down).
Untuk handling, menurut Jusri tidak harus dibawa dengan kecepatan tinggi. Pengemudi bisa mengetahuinya saat kendaraan melintas di jalanan berkelok atau putar balik.
Terakhir sistem pengereman, cara mengeceknya hanya cukup menginjak pedal rem beberapa kali saat mobil melaju, tapi tidak sampai mobil berhenti.
“Setiap berjalan menggunakan mobil super wajib melakukan hal seperti itu. Karena, jika sudah mengetahui karakter dari mobil itu, kita bisa lebih berhati-hati lagi. Setidaknya, saat terjadi hal yang buruk, masih bisa mengendalikannya karena kebanyakan pengemudi supercar hilang kendali ketika mobil dibawa dengan kecepatan tinggi,” ujar Jusri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.