JAKARTA, KOMPAS.com – Bus pariwisata PO Purnamasari mengalami kecelakaan tunggal di turunan Kampung Nagrog, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Subang, Sabtu (18/1/2020) lalu. Akibat peristiwa itu, 8 dari 61 penumpang dinyatakan tewas, sementara sisanya luka-luka.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Peruhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi, mengatakan, bus tersebut hilang kendali setelah sebelumnya melaju kencang.
“Penumpang sempat meminta sopir untuk memperlambat laju kendaraan, namun diperkirakan kendaraan hilang kendali sehingga sopir banting setir ke kanan, akibatnya bus terguling,” ujar Budi dalam keterangan resmi (19/1/2020).
Baca juga: Bus Pariwisata yang Rengut 8 Nyawa di Subang, Hasil Modifikasi
Kecelakaan yang terjadi di rute Subang-Bandung itu nyatanya bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya sudah cukup banyak kecelakaan terjadi di ruas jalan yang didominasi dengan medan turunan dan tanjakan.
Darmaningtyas, Ketua Institut Studi Transportasi (Instran), menilai sudah saatnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengkaji ulang jalanan di ruas Subang-Bandung, khususnya di sekitar daerah Ciater.
“Kalau saya lihat kecelakaan di daerah tersebut sudah berkali-kali terjadi, baik itu bus, truk, maupun kendaraan pribadi sudah pernah mengalami. Kalau sudah sangat sering, saya kira kesalahannya tidak lagi di pengemudi atau kendaraan,” ujarnya kepada Kompas.com (20/1/2020).
Baca juga: Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Pulang dari Tangkuban Perahu hingga 8 Penumpang Tewas
“Kementerian PUPR perlu melakukan review terhadap ruas jalan tersebut. Dengan kondisi yang banyak tikungan dan turunan, memang harus dicarikan pemecahan masalahnya agar tidak terulang lagi,” kata Darmaningtyas.
Menurutnya, jalan di ruas Subang-Bandung misalnya bisa dibuat lebih landai agar turunan tidak terlalu curam. Atau dengan menambah rambu-rambu untuk mengingatkan pengemudi agar lebih waspada.
“Oleh karena itu perlu ada kajian lebih lanjut, agar bisa ketemu solusinya. Karena kecelakaan di sana bukan sekali atau dua kali terjadi, tapi sudah sering sekali,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.