Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Pesepeda Ditabrak Avanza, Jalur Sepeda Butuh Separator Permanen

Kompas.com - 29/12/2019, 12:02 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Total tujuh pesepeda mengalami luka-luka usai ditabrak pengemudi Toyota Avanza di Jalan Jenderal Sudirman pada Sabtu (28/12/2019) sekitar pukul 06.10 WIB.

Kejadian bermula saat Toyota Avanza yang dikemudikan Toto Prasetio (43) melaju dari arah utara ke selatan Jalan Jenderal Sudirman.

“Sesampainya depan Gedung Summitmas diduga kurang hati-hati akhirnya menabrak rombongan pengendara sepeda,” ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dikonfirmasi (28/12/2019).

Baca juga: Fakta Mobil Dinas Tabrak Sepeda Motor, Sopir di Bawah Umur hingga Dua Tewas

Tampak sejumlah pesepeda motor melawan arus di jalur sepeda Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2019).KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI Tampak sejumlah pesepeda motor melawan arus di jalur sepeda Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2019).

Karena kejadian itu, tujuh pengendara sepeda mengalami luka dan dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina untuk perawatan serta dimintai keterangan.

Selain mengalami luka-luka, sepeda para korban juga rusak. Avanza yang dikemudikan Toto juga rusak di bumper, kap mesin depan penyok, dan kaca pecah.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, menilai jalur sepeda yang diterapkan di Jakarta harus memiliki batasan fisik atau separator permanen.

Baca juga: 7 Pesepeda Ditabrak Mobil di Jalan Jenderal Sudirman

Seorang pesepeda bernama Yupa bersepeda di jalur sepeda trotoar Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta, Selasa (31/7/2018). Jalur khusus sepeda itu terhalang tiang.KOMPAS.com/NURSITA SARI Seorang pesepeda bernama Yupa bersepeda di jalur sepeda trotoar Jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta, Selasa (31/7/2018). Jalur khusus sepeda itu terhalang tiang.

Seperti diketahui, jalur sepeda di Jakarta umumnya memiliki lebar yang hanya cukup untuk satu sepeda dan dibatasi garis putus-putus dengan lajur di sebelahnya.

Untuk membatasi dengan kendaraan lain, petugas berwenang memasang cone dengan tali agar jalur sepeda steril dari kendaraan bermotor.

“Belum efektif, saya sudah keliling lebarnya hanya 1,5 meter rata-rata. Pokoknya selama di sini jalur sepeda masih seperti itu, tanpa adanya batasan fisik, agak sulit,” ujar Djoko kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Pesepeda Minta Jalur Sepeda di Bintaro Dibuatkan Aturan seperti di Jakarta

Ilustrasi jalur khusus sepeda di Jepangjapantimes.co.jp Ilustrasi jalur khusus sepeda di Jepang

Menurutnya, jalur khusus sepeda yang idel memiliki lebar minimal 3 meter dengan separator fisik. Sehingga jalur ini nantinya juga bisa dimanfaatkan oleh kendaraan listrik agar lebih aman beroperasi di Jakarta.

“Selain itu, kendala jalur sepeda ada pada hambatan samping seperti parkir-parkir di sekitarnya juga masih banyak. Belum lagi mobil dan motor yang berhenti di pinggir jalan, itu yang harus dibenahi juga,” kata Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau