Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Jarak Pengereman Truk yang Benar

Kompas.com - 13/10/2019, 14:01 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Truk ODOL (Over Dimension and Overlod) disebut sebagai "tukang jagal" di jalan raya. Dengan dimensi dan muatan obesitas, truk ODOL tidak dapat berhenti sesuai jarak yang seharusnya.

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, perlambatan yang dilakukan, baik pakai rem kaki, engine brake atau rem angin (service brake) tidak akan mampu memberhentikan secara maksimal jika truk tersebut ODOL.

Baca juga: 8 Konsekuensi Fatal Truk ODOL yang Kerap Disepelekan

"Truk dengan tonase 11 ton dalam kecepatan 30 kpj contohnya, dengan spekulasi rem bagus, aspal bagus, pengemudi bagus, ban bagus, rem kuat-kuat truk baru berhenti 75 meter," kata Jusri yang ditemui beberapa waktu lalu.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau ujicoba bersama dengan PT Jasa Marga, Ditjen Hubdat dan Kepolisian di jembatan timbang Weigh-In-Motion (WIM) di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 9 pada Minggu (22/9/2019)DOKUMENTASI KEMENHUB Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau ujicoba bersama dengan PT Jasa Marga, Ditjen Hubdat dan Kepolisian di jembatan timbang Weigh-In-Motion (WIM) di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 9 pada Minggu (22/9/2019)

Jadi bayangkan kata Jusri, jika kendaraan kita baik itu mobil atau motor berada di depan truk ODOL. Bukan tidak mungkin akan jadi diseduruk dari belakang, jika ada keadaan darurat yang memaksa mesti berhenti mendadak.

"Kalau truk over dimension, ruang gerak dari pengemudi dan truk juga terbatas, dia tidak akan dinamis. Rem akan mengalami pengusutan kerana panas. Lama-lama kemungkinannya bisa blong," kata Jusri.

Baca juga: Hati-Hati Bila Berkendara Dekat Truk Bawa Bahan Kimia Berbahaya

Kejadian truk menabrak kendaraan karena diduga rem blong semakin banyak. Namun hal itu bisa jadi bukan akar masalahnya. Sebab pabrikan truk pastinya sudah memperhitungkan kemampuan rem.

Jusri mengatakan, bisa saja yang terjadi bukan karena rem blong, tapi karena truk tidak bisa melakukan perlambatan akibat daya dorong muatan. Karena banyak pengemudi truk yang memang sering abai mengenai keselamatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau