JAKARTA, KOMPAS.com - Truk ODOL (Over Dimension and Overlod) disebut sebagai "tukang jagal" di jalan raya. Dengan dimensi dan muatan obesitas, truk ODOL tidak dapat berhenti sesuai jarak yang seharusnya.
Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, perlambatan yang dilakukan, baik pakai rem kaki, engine brake atau rem angin (service brake) tidak akan mampu memberhentikan secara maksimal jika truk tersebut ODOL.
"Truk dengan tonase 11 ton dalam kecepatan 30 kpj contohnya, dengan spekulasi rem bagus, aspal bagus, pengemudi bagus, ban bagus, rem kuat-kuat truk baru berhenti 75 meter," kata Jusri yang ditemui beberapa waktu lalu.
Jadi bayangkan kata Jusri, jika kendaraan kita baik itu mobil atau motor berada di depan truk ODOL. Bukan tidak mungkin akan jadi diseduruk dari belakang, jika ada keadaan darurat yang memaksa mesti berhenti mendadak.
"Kalau truk over dimension, ruang gerak dari pengemudi dan truk juga terbatas, dia tidak akan dinamis. Rem akan mengalami pengusutan kerana panas. Lama-lama kemungkinannya bisa blong," kata Jusri.
Kejadian truk menabrak kendaraan karena diduga rem blong semakin banyak. Namun hal itu bisa jadi bukan akar masalahnya. Sebab pabrikan truk pastinya sudah memperhitungkan kemampuan rem.
Jusri mengatakan, bisa saja yang terjadi bukan karena rem blong, tapi karena truk tidak bisa melakukan perlambatan akibat daya dorong muatan. Karena banyak pengemudi truk yang memang sering abai mengenai keselamatan.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/10/13/140100615/begini-jarak-pengereman-truk-yang-benar-