Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/10/2019, 15:13 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Alibi menambah dimensi dan beban muatan truk, alias ODOL (Over Dimension and Overload) yakni untuk menambah produktivitas, namun yang terjadi cara itu justru merugikan banyak pihak.

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, setidaknya ada delapan konsekuensi truk-truk ODOL, yang menyangkut keselamatan pengemudi dan orang lain.

Baca juga: Hati-Hati Bila Berkendara Dekat Truk Bawa Bahan Kimia Berbahaya

Mulai dari over dimension, Jusri mengatakan, tiap kendaraan punya blind spot. Semakin besar badan truk semakin besar blind spot yang dimiliki. Saat over dimension artinya blind spot tambah besar.

"Blind spot ada di depan, belakang, kanan kiri karena pilar A. Saat over dimension artinya bidang pandang tambah terbatas, pengemudi jadi seperti pakai kaca mata kuda," kata Justri belum lama ini.

Video sebuah mobil berebut jalur dengan truk di tol dalam kotaFacebook/Hanung Nugroho Video sebuah mobil berebut jalur dengan truk di tol dalam kota

Kemudian untuk kasus overloading atau obesitas, membuat pengendalian truk makin parah. Terlebih bagi pengemdui yang belum terampil karena truk obesitas memiliki risiko yang besar di jalan.

Baca juga: Manfaatkan Bulan Keringanan Pajak Kendaraan DKI Jakarta

"Saya tidak yakin pengemudi paham soal itu, dan bahkan pengendara umum yang jadi ancaman juga sadar hal itu. Sudah dimensi besar ditambah extended plus overload, kemampuan penglihatakan juga minim, ini sudah jadi tukang jagal di jalan," katanya.

Delapan konsekuensi truk ODOL di jalan yang kerap disepelekan:

1. Over Dimension: Blind spot makin besar, risiko senggolan dengan kendaraan lain juga besar. Ruang gerak juga makin terbatas.

2. Percepatan: Truk over dimension mudah backlift atau ban depan terangkat ketika tanjakan. Sedangkan truk overload risiko yang terjadi ialah muatan mudah keluar dari bak.

3. Perlambatan: Perlambatan atau deselerasi, yang biasa disebut pengemran tidak maksimal. Rem mudah panas, jarak pengereman makin panjang.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com