JAKARTA, KOMPAS.com - Alibi menambah dimensi dan beban muatan truk, alias ODOL (Over Dimension and Overload) yakni untuk menambah produktivitas, namun yang terjadi cara itu justru merugikan banyak pihak.
Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, setidaknya ada delapan konsekuensi truk-truk ODOL, yang menyangkut keselamatan pengemudi dan orang lain.
Baca juga: Hati-Hati Bila Berkendara Dekat Truk Bawa Bahan Kimia Berbahaya
Mulai dari over dimension, Jusri mengatakan, tiap kendaraan punya blind spot. Semakin besar badan truk semakin besar blind spot yang dimiliki. Saat over dimension artinya blind spot tambah besar.
"Blind spot ada di depan, belakang, kanan kiri karena pilar A. Saat over dimension artinya bidang pandang tambah terbatas, pengemudi jadi seperti pakai kaca mata kuda," kata Justri belum lama ini.
Kemudian untuk kasus overloading atau obesitas, membuat pengendalian truk makin parah. Terlebih bagi pengemdui yang belum terampil karena truk obesitas memiliki risiko yang besar di jalan.
Baca juga: Manfaatkan Bulan Keringanan Pajak Kendaraan DKI Jakarta
"Saya tidak yakin pengemudi paham soal itu, dan bahkan pengendara umum yang jadi ancaman juga sadar hal itu. Sudah dimensi besar ditambah extended plus overload, kemampuan penglihatakan juga minim, ini sudah jadi tukang jagal di jalan," katanya.
Delapan konsekuensi truk ODOL di jalan yang kerap disepelekan:
1. Over Dimension: Blind spot makin besar, risiko senggolan dengan kendaraan lain juga besar. Ruang gerak juga makin terbatas.
2. Percepatan: Truk over dimension mudah backlift atau ban depan terangkat ketika tanjakan. Sedangkan truk overload risiko yang terjadi ialah muatan mudah keluar dari bak.
3. Perlambatan: Perlambatan atau deselerasi, yang biasa disebut pengemran tidak maksimal. Rem mudah panas, jarak pengereman makin panjang.
4. Menikung: Muatan di dalam bak bergerak, gaya sentrifugal meningkat menyebabkan truk mudah terbalik.
5. Tanjakan: Truk tidak kuat nanjak, mudah meluncur mundur, dan back lift.
6. Turunan: Rem panas, penyusutan kemampuan rem, hingga lost brake atau rem blong.
7. Permukaan lintasan: Beban berat di luar kapasitas dapat membuat sasis bengkok atau dalam kondisi terburuk patah/retak.
8. Tekanan aliaran udara: Biasa terjadi saat truk melintas di dalam terowongan. Badan truk yang besar akan membuat pergerakan angin dari samping atau side wind untuk kendaraan lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.