BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Astra Honda Motor

Terungkap, Ini Alasan Pelajar Jadikan Sepeda Motor Kendaraan Favoritnya

Kompas.com - 08/02/2019, 11:22 WIB
Anissa DW,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Pagi baru merangkak. Hari itu, Kamis (09/05/2018), seperti biasa, Melia sudah bersiap berangkat sekolah.

Sambil melahap sarapan, matanya sibuk memeriksa buku pelajaran. Tangannya juga tangkas memasukkan peralatan belajar ke dalam tas.

Setelah selesai, secepat itu pula dia bergegas memakai sepatu, jaket, serta helm, lalu menuju sepeda motor Honda BeAT miliknya. Melia langsung tancap gas.

Bagi Melia, pergi ke sekolah menggunakan motor bukanlah hal asing. Selama duduk di bangku SMA, remaja yang sekarang menginjak umur 18 tahun itu selalu mengandalkan kendaraan roda dua tersebut untuk membawanya pergi dan pulang sekolah. Alasannya, agar cepat dan tidak terkena macet.

Dia akui, jarak dari rumah ke sekolah tidaklah jauh, hanya sekitar 5 kilometer. Tapi, rute perjalanan menuju sekolahnya itu adalah rute “neraka”, alias setiap hari dilanda kemacetan. Tak heran, dengan jarak hanya 5 kilometer dia bisa menghabiskan waktu hingga 30 menit.

“Jalan ke sekolah itu tidak terlalu besar dan setiap hari selalu macet. Kalau naik motor kan enak, bisa menyalip sama motong lewat jalan kecil,” ucap Melia kepada Kompas.com, Rabu (06/02/2019).

Maka dari itu, Melia memilih untuk memotong rute melewati jalan-jalan perkampungan yang hanya bisa dilewati motor. Menurut perempuan yang sekarang berkuliah di Bandung ini, dengan memotong jalan bisa mempersingkat waktu perjalanannya.

Selain lebih cepat, dia mengaku, dengan menggunakan motor dirinya bisa lebih hemat dari sisi biaya. Dia cukup mengisi bahan bakar satu minggu sekali untuk motor miliknya.

“Biasanya saya isi bensin itu sekitar Rp 20.000 dan itu bisa dipakai bolak balik ke sekolah selama 6 hari,” terang Melia yang sudah 4 tahun menggunakan motor sebagai moda transportasinya.

Ternyata bukan hanya Melia yang menggunakan motor ke sekolah. Menurutnya, pada waktu itu, hampir semua teman-teman sekolahnya juga mengendarai motor ke sekolah.

Transportasi favorit

Bukti lain dari masifnya pelajar yang membawa motor ke sekolah adalah berita tentang Slamet Gunaedi. Seorang satpam SMAN 4 Tangerang Selatan yang viral karena mengelompokkan motor di parkiran sekolah sesuai merek dan warna.

Slamet mengatakan, dia merapikan rata-rata 450 motor di area parkir sekolah setiap harinya. Jenis motornya pun beragam, mulai dari motor matik hingga motor besar. Namun, motor dengan merek Honda BeAT yang mendominasi kendaraan roda dua di sekolah itu.

Hal ini menandakan, motor merupakan transportasi favorit para pelajar. Jumlah pelajar yang menggunakan motor ke sekolah pun cukup banyak dan sudah menjadi hal yang lazim.

Fenomena banyaknya pelajar bermotor tampaknya tidak terlalu mengejutkan, sebab motor memang salah satu transportasi paling populer di Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa setiap tahunnya jumlah motor mengalami peningkatan yang signifikan.

Berdasarkan data BPS, pada tahun 1990 jumlah motor di Indonesia sekitar 6 juta unit. Sementara, di tahun 2017 jumlahnya meningkat berkali-kali lipat menjadi lebih dari 113 juta unit. Bandingkan dengan jumlah mobil penumpang yang pada tahun 2017 jumlahnya sekitar 15 juta unit.

Deretan motor Honda BeAT yang disusun berdasarkan warna di parkiran SMAN 4 Tangerang SelatanKOMPAS.com/ANISSA DEA WIDIARINI Deretan motor Honda BeAT yang disusun berdasarkan warna di parkiran SMAN 4 Tangerang Selatan

Mengutip Kompas.com, Kamis (13/9/2018), di kota-kota besar, seperti Jakarta, pertumbuhan kendaraan baru dapat mencapai 1.500 unit setiap harinya. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, paling besar disumbangkan oleh sepeda motor dengan jumlah 1.200 unit.

Pilihan masyarakat

Terkait jumlah motor Honda BeAT yang mendominasi kendaraan siswa SMAN 4 Tangerang Selatan itu, Head of Marketing PT. Wahana Makmur Sejati Ario mengaku, tidak terlalu heran. Sebab, skutik itu memang banyak diminati masyarakat.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (15/01/2019), Honda masih menjadi kontributor penjualan sepeda motor terbesar sepanjang tahun 2018. Honda memiliki total penjualan sebanyak 4.759.202 unit atau menguasai 74,6 persen market share.

Sementara itu menurut Ario, Honda BeAT menjadi varian motor Honda yang paling diminati masyarakat. Penjualan motor tersebut mencapai 51 persen dari total penjualan merek Honda di tahun 2018.

Tingginya angka penjualan motor Honda BeAT bukan tanpa alasan. Sejak diluncurkan di Indonesia pada tahun 2008, motor skutik ini selalu menghadirkan berbagai inovasi, seperti desain yang semakin stylish, fitur-fitur modern terbaik di kelasnya, hingga performa yang irit.

Untuk varian terbarunya, yakni seri All New Honda BeAT eSP, skutik ini telah dibekali teknologi Enhanced Smart Power (eSP) yang mampu menghasilan performa tinggi dan irit bahan bakar.

Motor ini didukung mesin 110 eSP yang mampu memaksimalkan pembakaran secara efisien dan mengurangi gesekan. Mesin ini dapat memperkecil resiko bahan bakar terbuang percuma, serta mengoptimalkan energi yang keluar.

Selain itu, pada model terbaru ini Honda memperkenalkan teknologi ECO Indikator yang akan menampilkan seberapa irit motor ketika dipakai berkendara. Saat berkendara dengan irit, ECO Indicator berwarna hijau ini akan menyala di panel meter dengan 3 pola untuk menunjukkan berkendara irit, termasuk saat lampu dalam kondisi mati.

Teknologi Idling Stop System yang ada di All New Honda BeAT eSP membuat konsumsi bahan bakar semakin irit. Perpaduan antara teknologi eSP, sistem pembakaran Fuel Injection (PGM-FI), dan Idling Stop System membuat skutik ini menjadi salah satu motor paling irit BBM. Konsumsi bahan bakarnya mencapai 59 kilometer per liter.

Dengan semua keunggulan yang dimiliki plus harga yang bersaing, maka tak heran kalau Honda BeAT terus menjadi motor favorit pilihan masyarakat.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com