Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTN bakal Uji Konsumsi BBM Prius “Hybrid” dan PHEV

Kompas.com - 05/07/2018, 09:02 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Toyota Indonesia, serahkan setidaknya 18 unit kendaraan, mulai dari enam unit Toyota Prius, enam unit Prius Prime (Plug-in Hybrid), dan enam unit Corolla Altis, di mana ketiganya akan dikomparasi.

Tak hanya terhadap masing-masing model, tapi juga terkait dengan konsumsi bahan bakar di negara asal, seperti Jepang atau Eropa. Ini seperti disampaikan oleh Agus Purwadi, Electrical Power Engineering Research Group Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga perwakilan peneliti dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

“Ini merupakan mobil yang sudah dipakai di dunia, yang jadi pertanyaan apakah cocok atau tidak di Indonesia, ini yang kami ingin lihat. Pasalnya lingkungan kita berbeda, tropis, kemudian yang kedua kondisi jalan unpredictable, lalu stop and go, “ ujar Agus, Rabu (4/7/2018).

“Kemudian juga loading-nya tidak sama persis antara luar negeri dan Indonesia. Sebenarnya kami sudah mendapatkan bayangan kalau di Indonesia, performanya kira-kira akan sedikit di bawah dibanding luar negeri, maksudnya fuel economy consumption,” ujar Agus.

Baca juga: Toyota Serahkan Prius dan Altis buat Pemerintah

Kerjasama riset kendaraan ramah lingkungan Kemenperin, Toyota dan Perguruan TinggiKOMPAS.com / GHULAM M NAYAZRI Kerjasama riset kendaraan ramah lingkungan Kemenperin, Toyota dan Perguruan Tinggi

Agus menambahkan, klaim klaim bahan bakar untuk Prius PHEV, dengan 1 liter bensin bisa sampai menempuh 100 kilometer, sementara untuk Prius Hybrid ada di angka 48-50 kilometer.

Rekomendasi Spesifikasi

Riset yang melibatkan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam penelitian Kemenperin-Toyota Indonesia, diharapkan bisa membuka lebar celah pengembangan kendaraan ramah lingkungan di dalam negeri.

Setelah itu dari hasil penelitian juga diharapkan bisa memberikan rekomendasi spesifikasi untuk pasar dalam negeri.

“Dari sini setidaknya ada ratusan data yang akan kami ambil, termasuk baterai. Jadi memang kita selama ini diberi spesifikasi dari negara lain, kami ingin uji itu, apakah kalau di Indonesia efektif?,” ujar Agus.

“Karena itu, riset ini bisa saja akan memberikan rekomendasi khusus, karena kita tidak mau cuma jadi pasar saja,” ujar Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau