Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kecelakaan BMW di Tangerang, Ingat Batas Kecepatan Jalan

Kompas.com - 02/12/2024, 06:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Muh. Ilham Nurul Karim,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini terjadi kecelakaan yang melibatkan mobil sedan BMW dan Suzuki Carry pikap di Jalan Tol Serpong-Balaraja Km 15 arah Balaraja, Sampora, Cisauk, Kabupaten Tangerang.

Video itu pun viral dan sempat diunggah di beberapa media sosial, salah satunya akun Instagram @ciputat24jam.id. Dalam rekaman itu terlihat mobil BMW seri tiga berwarna gelap dalam keadaan rusak berat.

Diketahui insiden itu terjadi pada Minggu (1/12/2024) pukul 09.40 WIB. Bermula ketika pengemudi mobil BMW berinisial (DRM) berkendara dengan kecepatan maksimal di jalur tiga atau lajur paling kanan dari arah Serpong menuju Balaraja.

Baca juga: Apakah Transmisi CVT Cocok untuk Pengemudi Agresif?

Saat sedang melaju kencang, pengemudi BMW kehilangan kendali dan menabrak Suzuki Carry pikap.

“Kendaraan yang dikemudikan oleh FB dengan penumpang AS melaju di jalur dua atau jalur tengah hingga terpental dan berputar di jalan,” ucap Kanit Gakkum Satlantas Polres Tangerang Selatan (Tangsel) Ipda Marulloh, dikutip dari Kompas.com, Minggu (1/12/2024).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by CIPUTAT 24 JAM (@ciputat24jam.id)

 

Menurut Sony Susmana, pendiri Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), kejadian ini mencerminkan lemahnya kesadaran pengemudi terhadap aturan dan etika berkendara di jalan tol.

"Jalan tol bukan tempat untuk ugal-ugalan, apalagi memacu kendaraan seperti di lintasan balap. Aksi seperti ini sangat membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lain," kata Sony kepada Kompas.com, Minggu (1/12/2024).

Sony menjelaskan bahwa berkendara dengan kecepatan tinggi tanpa memperhatikan batas kecepatan atau kondisi jalan sangat berisiko.

Hal ini diperburuk ketika dilakukan secara berkelompok, di mana pengemudi sering kehilangan fokus pada keselamatan dan lebih terpengaruh oleh tekanan dari rombongan.

Baca juga: Apakah Transmisi CVT Cocok untuk Pengemudi Agresif?

Ilustrasi Jalan Tol. Ini cara mengecek pantauan arus mudik Lebaran 2024 melalui CCTV.MUHAMAD SYAHRI ROMDHON/ Kompas.com Ilustrasi Jalan Tol. Ini cara mengecek pantauan arus mudik Lebaran 2024 melalui CCTV.

"Pengemudi dalam rombongan sering kali ingin menunjukkan kemampuan atau kebolehan mengemudi. Padahal, ini adalah contoh perilaku yang tidak bertanggung jawab," ujar Sony.

Ia juga menyoroti pentingnya pengawasan lebih ketat di jalan tol, termasuk penerapan teknologi seperti kamera tilang elektronik (ETLE) untuk mendeteksi pelanggaran batas kecepatan dan perilaku berbahaya lainnya.

"Kejadian seperti ini harus menjadi pelajaran. Bukan hanya pengemudi yang harus sadar, tetapi pihak pengelola tol juga perlu meningkatkan pengawasan untuk mencegah insiden serupa," kata Sony.

Kecelakaan ini tidak hanya menyebabkan kerugian materi, tetapi juga kemacetan parah di sepanjang ruas tol Serbaraja. Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait insiden tersebut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau