Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Kenapa Mobil Manual Jadi Boros BBM

Kompas.com - 14/09/2024, 12:42 WIB
Erwin Setiawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Mobil manual banyak diandalkan oleh konsumen. Sebagian orang menganggap konsumsi BBM mobil manual lebih irit.

Terlepas dari anggapan tersebut, faktanya ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan mobil manual menjadi boros BBM. Lantas, apa saja?

Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta, mengatakan, faktor penyebab mobil manual jadi boros BBM ada banyak, secara garis besar bisa dikelompokkan dalam 3 faktor.

Baca juga: Teknik Mesin Anti-Mati Mobil Manual Stop-and-Go di Tanjakan

“Mesin tidak prima, perangkat kopling sudah waktunya ganti, dan pengoperasian yang tidak menerapkan eco driving, ketiganya dapat membuat mobil manual jadi lebih boros BBM,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Jumat (13/9/2024).

Hardi mengatakan, ketika performa mesin tidak prima maka tenaga yang dihasilkan menjadi tidak optimal. Hal itu justru memicu pengemudi untuk menginjak pedal gas lebih dalam.

“Mesin tidak prima bisa disebabkan oleh pembakaran tidak sempurna, seperti ketika busi mati, koil pengapian rusak, filter udara pampat, ring piston aus, dan injektor bermasalah,” ucap Hardi.

Baca juga: Kenali Penyebab Tuas Transmisi Mobil Manual Susah Masuk

 

Konsumsi BBM rata-rata Xpander Cross untuk menempuh jarak 403,9 Km.Kompas.com/Aditya Maulana Konsumsi BBM rata-rata Xpander Cross untuk menempuh jarak 403,9 Km.

Menurut Hardi, setiap BBM yang terbakar harus dapat dikonversikan menjadi jarak tempuh bila ingin mencapai efisiensi konsumsi BBM.

“Bagaimana bisa menempuh jarak yang panjang, bila tenaga yang dihasilkan mesin tidak optimal? Maka dari itu penting merawat mobil secara teratur,” ucap Hardi.

Selain mesin, menurut Hardi, kopling yang sudah waktunya diganti juga bisa membuat tenaga tidak tersalurkan dengan baik ke masing-masing roda penggerak.

Baca juga: Cara Mengurangi Rasa Lelah Saat Mengemudi Mobil Manual

Pegas diafragma sistem kopling mobil manualAha Motor doc. Pegas diafragma sistem kopling mobil manual

“Misal kampas kopling sudah tipis dan pegas diafragma sudah lemah, akan meningkatkan peluang selip, sehingga ada gaya putar dari mesin terbuang sia-sia,” ucap Hardi.

Hardi mengatakan, gejala lain juga mengikuti ketika kopling sudah jelek, yakni tenaga ngempos dan saat digunakan menanjak cenderung tidak kuat.

Selain itu, menurut Hardi, pemakaian mobil pada kondisi tertentu dapat menyebabkan angka rata-rata konsumsi BBM pada layar MID menjadi lebih boros.

Baca juga: Kebiasaan Buruk Menempelkan Kaki di Tuas Kopling Mobil Manual

Arus lalu lintas padat merayap di simpang tiga SPBU Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (14/4/2024).KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN Arus lalu lintas padat merayap di simpang tiga SPBU Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (14/4/2024).

“Misal dalam waktu dekat pernah terjebak kemacetan sehingga jarak tempuhnya lebih pendek, untuk mengangkut beban berat, atau kecepatan tinggi dalam waktu lama, sehingga putaran mesin cenderung lebih tinggi,” ucap Hardi.

Hardi mengatakan, angka konsumsi BBM di layar MID menghitung jumlah BBM terpakai dan jarak tempuh secara rata-rata, sehingga mudah berubah-ubah tergantung kondisi lalu lintas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau