JAKARTA, KOMPAS.com - Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau mengungkapkan telah memberlakukan tarif impor mobil listrik buatan China sebesar 100 persen, serta penambahan pajak 25 persen untuk alumunium dan baja.
Kebijakan tersebut menyusul langkah Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) yang memberlakukan tarif bea masuk lebih tinggi untuk kendaraan impor dari China sebagai upaya menekan perang harga.
Demikian diungkapkan Trudeau ketika menghadiri rapat kabinet di Halifax, Nova Scotia, Kanada sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (30/8/2024).
Baca juga: Penyebab Knalpot Bergetar Saat Mesin Mobil Dinyalakan
"Pemain (otomotif) seperti China telah memilih untuk memberikan diri mereka keuntungan yang tidak adil dengan membanjiri pasar global," kata dia.
Lebih jauh, dijelaskan bahwa penerapan tarif tersebut merupakan tanggapan terhadap kebijakan kelebihan kapasitas yang disengaja, dan diarahkan oleh negara. Menurut para pejabat pemerintah, melemahkan kemampuan Kanada untuk bersaing di sektor kendaraan listrik.
Sementara kebijakan tarif yang baru dikatakan akan berdampak di setiap kendaraan elektrik buatan China, termasuk Tesla produksi China, yang ditujukan untuk Kanada.
"Yang penting tentang hal ini adalah kami melakukannya selaras dan paralel dengan perekonomian yang lain di seluruh dunia," tegasnya.
Tak sampai di sana, Kanada juga akan menerapkan tarif 25 persen untuk baja dan aluminium impor dari Beijing. Pungutan tersebut dilakukan setelah melewati konsultasi publik selama 30 hari mengenai kendaraan listrik China dan produk-produk terkait.
Baca juga: Video Tesla Cybertruck di Jalan Raya, Diduga Pakai Pelat Palsu
"Saya pikir kita semua tahu bahwa China tidak bermain dengan aturan yang sama," kata Trudeau.
Menanggapi kebijakan tarif baru ini, kedutaan besar China menyebut keputusan Kanada sebagai tindakan yang dominan secara politis, dan merupakan pelanggaran langsung terhadap aturan organisasi perdagangan dunia.
"Langkah ini adalah tipikal proteksionisme perdagangan dan keputusan yang bermotif politik," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan di situs web resmi kedutaan.
"Ini akan merusak perdagangan dan kerja sama ekonomi antara China dan Kanada, merugikan kepentingan konsumen dan perusahaan Kanada, (serta) memperlambat proses transisi hijau di Kanada," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.