Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rambu Lalu Lintas Ini Paling Banyak di Jalan

Kompas.com - 27/08/2024, 08:22 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

 

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyalip kendaraan baik mobil atau sepeda motor perlu pemahaman yang tepat. Sebab menyalip merupakan aksi yang menuntut berbagai kebijakan.

Praktisi Keselamatan Jalan Raya dan juga Founder dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengingatkan, menyalip merupakan kontributor terbesar kecelakaan di jalan raya.

Baca juga: Cegah Kasus Kebakaran Mobil Listrik, Korsel Percepat Sertifikasi Baterai

“Kontibutor kecelakaan terbesar yaitu terjadi saat menyalip. Harap dicatat itu,” kata Jusri kepada Kompas.com, Senin (26/8/2024).

 

Untuk itu kata Jusri, dari seluruh rambu larangan yang ada di jalan umum, paling banyak ialah rambu dilarang menyalip.

“Coba saja dilihat, ada larangan dilarang menyalip di garis solid, dilarang menyalip di perempatan jalan, dilarang menyalip di tikungan, dilarang menyalip di tanjakan dan turunan, di jembatan, di depan sekolah, di depan rumah sakit, kantor polisi dan lain-lain,” katanya.

“Banyak sekali aturan mengenai larangan menyalip. Bahkan ada aturan dilarang menyalip ambulans yang sedang bekerja mengantar pasien. Banyak sekali, lebih dari 15 aturan dibanding yang lain,” ujar Jusri.

Baca juga: Desain Eksterior Nissan Serena e-Power, Mirip Model Lama?

Untuk itu kata Jusri, pengemudi harus memahami rumus PDA yaitu Penting, Dibenarkan, dan Aman ketika akan menyalip.

 

“Pertama penting atau perlu untuk menyalip. Kalau tidak perlu, ya jangan menyalip, sudah jelas sangat berbahaya kalau ingin mendahului ini,” ucapnya.

Baca juga: Aksesori Yamaha NMAX Turbo, mulai Rp 200.000-an

Kedua, ketika akan menyalip pastikan marka jalan, lokasi bukan di belokan, jalan menanjak atau menurun.

Terakhir, biasakan mengecek, jika dalam keadaan penting dan lokasi dibenarkan untuk menyalip pastikan situasinya aman.

“Kebiasaan ini harus dinilai oleh pengemudi. Alasannya karena mendahului kendaraan lain sangat berbahaya,” kata Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Penyebab Kebakaran Bus Umrah WNI di Arab Saudi dan Daftar Korbannya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau