Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Agar Kelas Menengah Bangkit dan Bisa Beli Mobil Baru

Kompas.com - 04/08/2024, 09:41 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


TANGERANG, KOMPAS.com - Penjualan mobil baru pada 2024 diprediksi tak sampai 1 juta unit. Kondisi ini disebabkan daya beli masyarakat menurun terutama di kelas menengah.

Penjualan mobil baru di Indonesia mengalami stagnansi alias tak berkembang selama 10 tahun ke belakang. Para pakar kerap menyebutnya “jebakan 1 juta unit.”

Baca juga: Hasil Klasemen Usai Sprint Race GP Inggris 2024, Martin Tempel Bagnaia

Riyanto dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) mengatakan, ada beberapa hal yang membuat kelas menengah tak mampu beli mobil baru.

Hyundai Kona Electric resmi dijual mulai di GIIAS 2024KOMPAS.com/Ruly Kurniawan Hyundai Kona Electric resmi dijual mulai di GIIAS 2024

“2024 agak kurang menggembirakan padahal pertumbuhan ekonomi 5,1 persen. Saya sampaikan kelas menengah kena dampak kenaikan kebutuhan pokok, sehingga proporsi belanja makanan lebih banyak,” ujar Riyanto di Tangerang belum lama ini.

Riyanto mengatakan, terpukulnya adya beli kelas menengah dapat dilihat dari kenaikan permintaan mobil bekas. Menurut data pada 2023 ada 1,5 juta unit mobil berkas yang terjual.

Angka tersebut baru estimasi sebab kemungkinan besar di atas itu namun tidak terekam.

“Kenapa (penjualan mobil) stagnan di 1 juta (unit), poinnya cuma dua, banyak beli mobil bekas itu cuma impak. Karena pendapatan perkapitan naik tapi tidak bisa mengejar dari harga mobil,” ujarnya.

Baca juga: Kembangkan Kendaraan Listrik, Honda Gandeng Nissan dan Mitsubishi

“Akar masalahnya pendapatan dan harga mobil (tak imbang). Solusi meningkatkan pendapatan akan lama, tapi solusi menurunkan harga bisa lebih cepat,” ujarnya.

Serena e-Power GIIAS 2024NMDI Serena e-Power GIIAS 2024

Menurunkan harga mobil bisa dilakukan dengan dua cara pertama ialah mengubah instrumen pajak mobil baru dengan relaksasi dari pemerintah, dan kedua produsen membuat lagi kelas yang lebih murah.

Rachmad Basuki, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor (GIAMM), mengatakan, penjualan mobil baru akan terus stagnan jika pertumbuhan ekonomi masih di angka 5 persen.

“Kalau 5 persen akan sulit membeli kendaran baru. Kalau (market) domestik mau tumbuh harus di atas 6 persen, itu sudah terkonfirmasi kalau Indonesia mau tumbuh maka pertumbuhannya 6-7 persen atau terjabak di middle income trap,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau