Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekurangan Pemerintah Soal Kebijakan Mobil Listrik

Kompas.com - 30/07/2024, 09:22 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus mendorong peralihan penggunaan mobil bahan bakar konvensional atau ICE kepada mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV).

Saat ini pemerintah memberikan insentif kepada mobil listrik berupa pembebasan PPnBM 0 persen, PPN 11 persen dikurangi 10 persen, bebas bea impor masuk, hingga kebijakan lain seperti pembebasan pemakaian di jalur ganjil-genap.

Baca juga: Altic Gelar Touring Sambil Kampanyekan Gerakan Karbon Netral

Namun, ada satu yang kurang dilakukan oleh pemerintah. Agus Purwadi, peneliti otomotif dan Akademisi ITB Bandung, mengatakan, pemerintah mestinya juga jadi pihak yang mengadopsi perkembangan teknologi paling awal atau early adaptor.

BYD M6Kompas.com/Adityo BYD M6

“Paling tidak kenyataannya agar tahu persis, pemerintah di China agar masyarakat mau beli dan sebagai bagian dari edukasi itu sendiri, (pemerintah) harus tahu persis tantangannya,” ujar Agus di Tangerang belum lama ini.

“Kendaraan operasional (pemerintah) harus segera (pakai mobil listrik) kalau menurut saya. Apalagi ada saat ini ada yang jelas sudah lebih murah dari ICE dan hybrid,” katanya.

“Kalau (pemerintah) tidak mencoba real world maka kebijakannya jadi kebijakan yang tidak berdasarkan kondisi sesungguhnya,” ujar Agus.

Baca juga: Lexus LM Jadi MPV Terfavorit di GIIAS 2024

Mobil listrik Wuling Air EV dan Binguo EV di GIIAS 2024KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Mobil listrik Wuling Air EV dan Binguo EV di GIIAS 2024

Agus mengatakan, saat ini harga mobil listrik sudah bersaing dengan mobil berbahan bakar minyak dan mobil hybrid. Sehingga jika pemerintah mau belanja unit mobil listrik tidak terlalu mahal.

“Makanya dulu waktu hybrid kita coba bahwa hybrid menurunkan 49 persen BBM, kalau PHEV 70 persen, kalau BBM turun otomatis emisi turun, impor juga turun harga lebih turun makanya BEV mahal, kalau sekarang BEV sudah murah makanya dicoba,” katanya.

“Masalahnya BEV kita harus buat ekosistemnya. Tidak cuma mobil. Ekosistem itu pelanggan listrik, kalau perlu gratis nambah daya. Jadi dia (pemerintah) kasih insentif, jadi insentif di infrastruktur belum,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau