Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Damkar Tertabrak Kereta Api, Disebut karena Mati Mesin

Kompas.com - 02/07/2024, 13:41 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Viral di media sosial video yang memperlihatkan mobil pemadam kebakaran (damkar) tertabrak kereta api di Indramayu, Jawa Barat.

Rekaman tersebut salah satunya diunggah oleh akun Instagram @cintakeretaapiindonesia, Selasa (2/7/2024). Dalam tayangan itu tampak mobil damkar dengan sirine menyala berada di pelintasan kereta api.

Pada saat yang bersamaan, terdengar suara sirene kereta api yang kemudian melintas menabrak mobil damkar.

Manager Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon, Rokhmad Makin Zainul mengatakan, kejadian berlangsung di Jalur Perlintasan Langsung (JPL) 93 Km 138+2/3 jalur hulu emplasemen Stasiun Haurgeulis, Indramayu, Jawa Barat.

Baca juga: Chery Tidak Perpanjang Harga Promo Omoda E5

Saat itu, menurut Rokhmad, JPL dalam kondisi dijaga oleh petugas KAI.

“Mobil damkar tersebut menerobos pintu perlintasan JPL 93 yang sudah tertutup,” kata Rokhmad, dikutip dari Kompas.com, Selasa (2/7/2024).

Dinas Satpol PP dan Damkar Kabupaten Indramayu, Teguh Budiarso mengatakan, saat melewati perlintasan kereta, mobil damkar tersebut terhalang becak motor, sehingga mobil damkar pemilik Pemkab Indramayu itu harus memperlambat laju.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Info Jabodetabek (@info_jabodetabek)

Namun, saat ada di tengah-tengah pelintasan, mesin mobil tiba-tiba mati. Tidak lama, kereta api barang dari arah Cirebon menuju Jakarta melintas dan menabrak mobil damkar.

Beruntungnya, para petugas damkar yang berada di mobil bisa menyelamatkan diri sehingga peristiwa tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

Menanggapi hal ini, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, damkar memang menjadi salah satu kendaraan prioritas, namun hal tersebut tidak berlaku kalau bersinggungan dengan pelintasan kereta api.

“Dalam video tersebut mungkin damkar berasumsi bahwa kereta masih jauh dan masih ada toleransi untuk melintas dengan cara ngeblong lewat jalur yang berlawanan,” kata Sony.

Namun, saat melewati pelintasan kereta api, perlu dilakukan pengamatan yang benar terhadap kondisi jalan yang akan dilewati.

“Sudut masuknya harus benar, ada gap atau lobang tidak? Levelnya sama atau tidak? Licin, macet dan sebagainya. Seorang pengemudi damkar harus hafal setiap titik kelemahan pada jalan, di mana ada crossing lintasan, ada banyak persimpangan jalan atau rawan kemacetan,” kata Sony.

Ilustrasi pelintasan kereta api. Dok. PT KAI Daop 7 Madiun Ilustrasi pelintasan kereta api.

Terlebih jika damkar tersebut membawa muatan cairan, menurut Sony, hal tersebut otomatis membuat bobot kendaraan lebih berat.

“Kemungkinan lepas dari jebakan lobang lebih kecil. Sehingga butuh cara-cara menginjak pedal dengan momentum yang benar,” kata Sony.

Lantas benarkah medan magnet di sekitar perlintasan bisa menyebabkan mobil mogok?

Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, rel kereta memang mengandung medan magnet, tetapi itu tidak membuat mesin mobil mati.

Baca juga: Mengatasi Roda Berputar Terlalu Cepat di Medan Berlumpur

Menurutnya, magnet yang terdapat di rel kereta tidak dapat mengganggu kinerja kendaraan, tetapi lebih kepada psikologis (panik) si pengemudi.

“Seperti pada mobil yang sudah menggunakan tombol start/stop. Maka membutuhkan injak pedal kopling (transmisi manual) atau pedal rem buat transmisi matik, ketika akan menyalakan mesin. Dalam kondisi panik, sangat memungkinkan pengemudi lupa dengan prosedur utama dalam menyalakan kendaraan,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau