JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan pelat nomor dewa alias pelat nomor khusus untuk pejabat instansi kembali dipertanyakan masyarakat, menyusul terjadinya kasus pemalsuan yang terjadi baru-baru ini.
Sebagian besar masyarakat mengaku tidak paham dengan fungsi dan tujuan diberlakukannya pelat nomor khusus. Status dan kedudukannya di mata hukum juga banyak dipertanyakan.
Selian itu, kasus pemalsuan pelat nomor dewa alias pelat nomor khusus pejabat instansi kembali marak. Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memastikan telah menciduk beberapa oknum sepanjang Januari 2024.
Situasi ini dinilai cukup meresahkan, karena aturan dan registrasi pelat nomor khusus belum lama ini diperbarui. Jika sudah ada tindakan pemalsuan, artinya ada aksi nakal dari beberapa oknum.
Baca juga: Pertamina: PBBKB Naik, Harga BBM Ikut Naik
Berikut 5 artikel terpopuler di kanal otomotif pada Rabu, 31 Januari 2024 :
1. Kenapa Harus Ada Pelat Nomor Dewa, Apa Fungsi dan Istimewanya?
Karena informasi dirasa kurang, ada beberapa pertanyaan yang justru menjadi asumsi keliru dan tidak, contohnya seperti anggapan kalau pelat nomor khusus kebal hukum. Direktur Registrasi dan Identifikasi (Dirregident) Korlantas Polri Brigjen Pol Yusri Yunus menjelaskan, ada beberapa fungsi utama dari pelat nomor khusus.
Baca juga: Kenapa Harus Ada Pelat Nomor Dewa, Apa Fungsi dan Istimewanya?
2. Mulai Banyak yang Pakai Pelat Nomor Dewa Palsu, Dijual Rp 55 Juta
Direktur Registrasi dan Identifikasi (Dirregident) Korlantas Polri Brigjen Pol Yusri Yunus, mengakui jika kasus pelat nomor dewa palsu sudah cukup banyak terjadi di awal 2024.
“Ada banyak, lumayan banyak kasus pemalsuan ini. Saya dapat laporan dari beberapa anggota (Polantas) di lapangan juga,” ucapnya kepada Kompas.com, Selasa (30/1/2024).
Baca juga: Mulai Banyak yang Pakai Pelat Nomor Dewa Palsu, Dijual Rp 55 Juta
3. Fenomena Asmoro Jadi Ancaman Sopir Truk di Tanjung Priok
Mulai dari pencurian, pemalakan, bajing loncat hingga kekerasan menjadi sederet tindakan kejahatan yang dilakukan oleh sejumlah orang dengan julukan Asmoro.
Sebutan Asmoro diberikan pada oknum yang melakukan tindakan kriminal dengan menyasar sopir truk di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Hingga saat ini keberadaan dari Asmoro masih menjadi ancaman bagi para sopir truk yang melintas di area tersebut.
Baca juga: Fenomena Asmoro Jadi Ancaman Sopir Truk di Tanjung Priok
4. Video Polisi Kejar Mobil Honda Jazz, Pakai Pelat Palsu
Beredar di media sosial video yang memperlihatkan pengemudi mobil Honda Jazz yang dikejar Satuan Patroli Jalan Raya (PJR) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @tmcpoldametro, Selasa (30/1/2024).
Dalam tayangan tersebut terlihat mobil Honda Jazz melaju secara ugal-ugalan untuk menghindari kejaran polisi. Terdengar pula bunyi sirine saat polisi mengejar pengemudi tersebut, namun pengemudi mobil Honda Jazz berusaha mencari celah untuk melarikan diri.
Baca juga: Video Polisi Kejar Mobil Honda Jazz, Pakai Pelat Palsu
5. Loyalitas Merek pada Pembeli Mobil Listrik Indonesia Luntur
Sudut pandang konsumen dalam mempertimbangkan pembelian mobil listrik di Indonesia mengalami perubahan. Karakter loyalitas merek yang kerap jadi andalan merek-merek tradisional otomotif mulai luntur seiring masifnya era elektrifikasi.
Faktanya, saat ini banyak produsen atau merek kendaraan ramah lingkungan yang masuk ke pasar, bukan dari merek penguasa pasar atau bisa dikategorikan sebagai yang terlaris di Indonesia. Sebut saja Toyota atau Nissan.
Baca juga: Loyalitas Merek pada Pembeli Mobil Listrik Indonesia Luntur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.