JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena aksi kriminal dan kekerasan dari asmoro masih menjadi hal yang mengintai sopir truk saat bertugas.
Asmoro adalah sebutan bagi para pelaku kejahatan, seperti begal, pemerasan, dan bajing loncat yang biasa beraksi di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kata "asmoro" merupakan kependekan dari bahasa Jawa, yakni asal moro, yang artinya asal datang. Hal itu lantaran asmoro tersebut kerap datang tiba-tiba untuk melancarkan aksinya.
Baca juga: Suzuki: Maaf, Saluto 125 Tidak Dijual di Indonesia
Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jateng-DIY Bambang Widjanarko mengatakan, aksi kejahatan dari asmoro sangat merugikan banyak hal, salah satunya membuat biaya logistik menjadi lebih mahal karena adanya pemerasan.
"Karena pungutan liar di jalanan baik yang dilakukan oleh para preman maupun para oknum petugas berseragam menjadi salah satu penyebab tingginya biaya logistik di Tanah Air," kata Bambang kepada Kompas.com, Rabu (31/1/2024).
Baca juga: Pertamina: PBBKB Naik, Harga BBM Ikut Naik
Sambil menunggu pihak yang bisa menindak tegas akan keberadaan asmoro, tidak ada salahnya sopir truk melakukan beberapa upaya agar bisa terhindar menjadi korban.
Bambang mengatakan, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh sopir truk apabila sedang dalam situasi diincar oleh asmoro.
"Yang harus dilakukan oleh sopir truk adalah mencegah mereka agar jangan sampai naik ke kabin, usahakan walaupun mereka meminta sejumlah uang, posisi mereka tetap di bawah. Sebab, kalau mereka sudah bisa naik ke kabin, urusannya jadi beda. Karena di atas kabin mereka akan mengambil apa saja yang ada," kata Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.